Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Surya, Anak Dewi Yull-Ray Sahetapy, Lulus dengan Predikat Cum Laude di New York
12 Mei 2020 13:35 WIB
ADVERTISEMENT
Panji Surya Sahetapy , anak ketiga dari mantan pasangan suami istri Dewi Yull dan Ray Sahetapy, tak bisa mendengar alias tuli sejak lahir. Meski demikian, hal itu tak menjadi hambatan baginya untuk meraih berbagai prestasi.
ADVERTISEMENT
Ya, sejak beberapa hari belakangan pun ia tengah menyita perhatian netizen. Lelaki berusia 26 tahun itu baru saja wisuda setelah menyelesaikan studinya di Rochester Institute of Technology, New York.
Mengenai lulusnya Surya Sahetapy tersebut dikabarkan Dewi Yull baru-baru ini melalui Instagram. Penyanyi berusia 59 tahun itu mengunggah potret putranya yang tengah mengenakan toga.
"Alhamdulillah ya Allah.. Aku diberi upah berkah Ramadhan. Berkat doa dan dukungan keluarga besar, sahabat semua, anakku no 3 @suryasahetapy telah menyelesaikan Associate of Science in Applied Liberal Arts - Immersions: ASL & Deaf Studies dengan gelar Cum Laude (sistem yang berbeda.. Kalau di Indonesia sama dengan D-3) di Rochester Institute of Technology New York dengan predikat Cum Laude," tulis Dewi Yull sebagai caption unggahan itu.
ADVERTISEMENT
Ray Sahetapy pun mengekspresikan rasa syukurnya atas kelulusan Surya melalui Instagram.
"Alhamdulillah anakku Panji Surya lulus D-3 dengan nilai Cum Laude di Rochester Institute of Technology-National Technical Institute for the Deaf," tulis aktor berusia 63 tahun tersebut.
Surya Sahetapy tak lantas puas dengan pencapaian tersebut. Ia bertekad meraih gelar setara S-1 pada tahun depan.
Setelah nantinya menyandang gelar S-1, lelaki kelahiran 21 Desember 1993 itu masih ingin melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Inggris, Belanda, Indonesia, Australia, atau Selandia Baru. Barulah kemudian Surya Sahetapy hendak berkontribusi pada pendidikan, khususnya bagi orang-orang tuli.
"2022-2045: Harus bisa jadi peneliti Tuli, dosen Tuli, guru Tuli, pengembang kurikulum Tuli, kepala sekolah Tuli atau Educational Policy Analyst," tulis Surya Sahetapy sebagai caption salah satu unggahan Instagram.
ADVERTISEMENT