Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Susi Susanti: Love All Ramaikan Beijing International Film Festival
27 September 2021 15:43 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam penayangan film Susi Susanti: Love All, turut hadir Dubes Djauhari Oratmangun, jajaran pejabat Kedutaan Besar RI di Beijing, para penggiat sinema, sutradara, serta insan media di Beijing yang tertarik memasarkan film ini di platform online. Para penonton terpukau dengan alur cerita dan kualitas film tersebut.
Diadaptasi dari kisah nyata, Susi Susanti: Love All mengisahkan perjalanan hidup atlet bulu tangkis legendaris Indonesia, Susi Susanti, dalam meraih medali emas di Olimpiade Musim Panas 1992 Barcelona. Semangat inklusivitas, pengorbanan, dan bela negara juga tercermin kuat di film yang berdurasi kurang lebih dua jam itu.
Sejak pertama kali digelar pada 2011, BJIFF menjadi tempat berkumpulnya sutradara, produser, pemilik bioskop dan platform film online, perusahaan pembuat film, investor usaha perfilman, serta aktor dan aktris dari seluruh dunia. Juga sekaligus menjadi ajang perfilman paling bergengsi di RRT.
ADVERTISEMENT
Tak cuma Susi Susanti: Love All, ada film Indonesia lain yang juga diputar di BJIFF tahun ini, yaitu A Man Called Ahok. Dua film ini merupakan pilihan dari para juri yang terdiri atas sutradara dan artis terkenal RRT, termasuk Gong Li.
Keikutsertaan film Indonesia pada BJIFF 2021 merupakan kolaborasi antara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing, ASEAN-China Center, dan Nanyang Bridge Media.
Nanyang Bridge Media merupakan satu-satunya perusahaan Indonesia di RRT yang sangat aktif mempromosikan budaya, destinasi-destinasi syuting film, dan artis-artis film Indonesia yang digemari di RRT. Film-film Indonesia yang mengikuti festival-festival film di RRT adalah hasil kerja sama perusahaan ini dengan para pelaku bisnis perfilman Indonesia yang ingin menembus pasar film RRT.
ADVERTISEMENT
Dubes Djauhari Oratmangun—dikutip dari siaran pers yang diterima kumparan—mengatakan, lewat film, kita mampu memahami karakter dan nilai-nilai yang ada dalam suatu bangsa.
"Oleh karena itu, penayangan film ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan antara kedua negara agar merefleksikan hubungan kemitraan strategis komprehensif yang selama ini telah terbina," ujarnya.
Ia juga berharap penayangan ini menjadi salah satu langkah agar selanjutnya lebih banyak lagi film-film karya anak bangsa Indonesia dapat dinikmati para penggemar film di RRT. Hal ini mengingat RRT menggunakan kuota tahunan untuk penayangan film asing di layar lebar yang saat ini didominasi film-film barat.
Harapannya, bukan hanya film Susi Susanti: Love All dan A Man Called Ahok yang diputar di RRT, melainkan juga film Indonesia lainnya di masa mendatang agar dapat dikenal luas oleh pencinta layar lebar di RRT.
ADVERTISEMENT