Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sutradara 'A Man Called Ahok': Gue Enggak Mau Mendewakan Ahok
21 November 2018 16:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Sutradara Putrama Tuta, mengadaptasi buku 'A Man Called Ahok' karangan Rudi Valinka ke dalam sebuah film dengan judul yang sama. Sesuai dengan judulnya, sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi karakter utama film ini.
ADVERTISEMENT
Film 'A Man Called Ahok' yang sudah tayang di seluruh bioskop Indonesia sejak 8 November lalu, ternyata mendapat antusiasme dari penikmat film Tanah Air. Dari situs filmindonesia.or.id yang diakses pada Rabu (21/9), tercatat film tersebut sudah tembus 1.161.482 penonton.
Di tengah publik yang masih membanding-bandingkan film 'A Man Called Ahok' dan 'Hanum & Rangga: Faith in the City', sang sutradara, Putrama Tuta mengatakan bahwa film yang ia buat itu tidak mengangkat sisi politik.
Tuta hanya ingin mengangkat tentang adanya sosok seperti Ahok dan hubungan antara anak dan orang tua menjadi poin penting dalam film 'A Man Called Ahok'.
"Dan yang paling penting gue enggak bakal mau sentuh politiknya dia. Kenapa? Begitu gue sentuh sisi politiknya dia, film ini akan jadi justifikasi dan pencitraan. Jadi, sangat salah," kata Tuta kepada kumparan ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Tuta menambahkan, ia juga tak mau mendewakan Ahok dalam film garapannya itu. Ia ingin menyampaikan kepada masyarakat, terutama generasi muda, tentang cerita yang semua orang tidak tahu.
"Gue enggak mau mendewakan ahok, tidak... Saya tidak mengkultuskan dia, saya tidak mendewakan dia. This is a zero to hero story, of course kita perlu zero-nya yang bahkan menjadi hero. Tapi stay di dalam film, Ahok itu adalah hero untuk ayahnya, bukan untuk semua orang di dalam film ini. Dari skenario sudah didesain seperti itu," ucap Tuta.
"Jadi saya mau tahan di situ aja ceritanya karena saya nggak bisa ngebawa, itu dia, saya menolak untuk meng-glorify dia sebagai seorang manusia karena he is a human," sambungnya.
Tuta juga mengungkapkan saat menggarap film yang sudah dipersiapkan sejak Januari 2017 itu, ia mendapatkan beragam hal yang tak terduga. Mulai dari mengganti pemain hingga kabar Ahok yang di penjara.
ADVERTISEMENT
"Jadi bukan something yang emang kita siapin buat 'wah ahok dipenjara ayo kita syuting', enggak, ini dari bulan Januari," imbuhnya.