Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kasus rasialisme di AS kembali menjadi sorotan. Pada 25 Mei lalu, pria berdarah Afrika-Amerika bernama George Floyd tewas setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis selama nyaris 9 menit.
ADVERTISEMENT
Hal itu dianggap sebagai kekerasan rasial oleh sebagian besar penduduk AS. Orang-orang menganggap polisi berkulit putih yang menghilangkan nyawa Floyd melakukannya karena dia adalah seorang rasialis, khususnya bagi komunitas kulit hitam.
Gerakan Black Lives Matter pun terdengar lagi. Baru-baru ini, sutradara Star Wars, J.J. Abrams , berdonasi untuk organisasi-organisasi anti-rasialisme di AS.
Hal ini diketahui dari unggah Bad Robot Productions, rumah produksi milik J.J. Abrams , di Instagram. Bad Robot Productions bersama Katie McGrath (istri Abrams) & JJ Abrams Family Foundation menyumbang total USD 10 juta atau Rp 145 miliar untuk sejumlah organisasi.
Sumbangan tersebut berlaku untuk lima tahun ke depan. Masing-masing organisasi mendapat USD 200 ribu atau Rp 2,8 miliar. Mereka adalah Black Lives Matter LA, Black Futures Lab, Community Coalition, Equal Justice Initiative, dan Know Your Rights Camp.
"Sudah cukup. Cukup untuk semua tindakan kebrutalan polisi. Saudara kulit hitam kami diabaikan dan disalahgunakan selama berabad-abad. Hal ini hanya dapat diatasi dengan investasi yang dapat diskalakan," bunyi pernyataan dalam postingan Bad Robot Productions.
ADVERTISEMENT
"Filantropi perusahaan dan swasta tidak pernah dapat mencapai dampak yang diperlukan untuk mengatasi ketidakadilan sistemik ini. Tetapi, perusahaan dan individu yang mampu harus melakukan apa yang bisa dilakukan sampai para pemimpin politik kita memimpin," lanjut pernyataan tersebut.
Kematian George Floyd menimbulkan protes besar-besaran dan kerusuhan di AS. Floyd meninggal di Minneapolis, AS, pada 25 Mei setelah polisi bernama Derek Chauvin menekan lututnya ke leher Floyd selama hampir sembilan menit ketika menangkapnya. Hasil otopsi menyatakan Floyd meninggal karena sesak napas.