Sutradara Menjelang Magrib Tak Terima Filmnya Dianggap Eksploitasi Agama

30 Maret 2024 13:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Novia Bachmid dalam film Menjelang Magrib. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Novia Bachmid dalam film Menjelang Magrib. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sutradara film Menjelang Magrib, Helfi Kardit, tak terima karyanya disebut mengeksploitasi agama dan masuk ke dalam daftar boikot.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, seruan dan daftar boikot untuk sejumlah film horor bermuatan unsur Islam muncul setelah polemik materi promosi film Kiblat viral di media sosial.
Helfi akhirnya membuat penjelasan tentang isi dalam filmnya. Ia menegaskan bahwa film Menjelang Magrib tidak berkaitan dengan eksploitasi agama.
Novia Bachmid dalam film Menjelang Magrib. Foto: Dok. Istimewa
"Film Menjelang Magrib itu tentang ODGJ yang dipasung di rumah pasung dalam kepercayaan mistis atau tahayul. Justru film ini tema sosial dan human right, tentang HAM yang dicekam oleh kepercayaan mistis dan tahayul pada masyarakat. Film ini tentang kultur, bukan agama," jelas Helfi dalam keterangan tertulisnya.
Sutradara film Hantu Bangku Kosong itu mengatakan bahwa dalam film Menjelang Magrib, tak ada adegan orang didatangi hantu saat sedang salat atau membaca Al-quran, dan semacamnya.
ADVERTISEMENT
"Gue rasa yang posting dan komen belum nonton film Menjelang Magrib, kalau film Menjelang Magrib eksploitasi agama, pasti dari awal tayang 2 tahun lalu sudah diprotes, ini sih orang yang minim literatur yang ikutan nge-judge aja sih," tuturnya.
Sutradara Film Menjelang Magrib, Helfi Kardit. Foto: Dok. Istimewa
Helfi mengungkapkan, meski film Menjelang Magrib sudah tak tayang di bioskop, film tersebut masih tayang di platform streaming Planet Horror di Spanyol. Film ini juga direncanakan tayang di beberapa negara lainnya.
"Film Menjelang Magrib juga akan tayang di bioskop Turki di rencanakan tanggal 16 Agustus dan lagi tahap pembicaraan dengan distributor Saudi dan Thailand. Kalau eksploitasi agama nggak mungkin film ini masih diminati di negara-negara yang mayoritas penduduknya Islam," tegasnya.
Sementara itu, Helfi tak mau banyak berkomentar terkait film lain yang juga masuk daftar boikot karena alasan eksploitasi agama. Menurutnya, setiap film yang sudah tayang di bioskop, sudah melalui proses panjang di Lembaga Sensor Film (LSF).
ADVERTISEMENT
"Di lembaga sensor itu kan sudah ada divisi yang wakili semua agama. Divisi ini menonton dan menilai apakah film ini melanggar aturan agama atau tidak," ucap Helfi.
"Kalau sudah tayang bioskop, artinya tidak ada masalah dengan lembaga sensor. Semoga ini tidak jadi bola liar yang mengekang filmmaker dalam beride, berkarya," pungkasnya.