Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Sutradara No Other Land, Hamdan Ballal, Dibebaskan Usai Ditahan Militer Israel
26 Maret 2025 12:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Salah satu sutradara film dokumenter No Other Land, Hamdan Ballal, telah dibebaskan. Hal ini diketahui dari unggahan sutradara lain film dokumenter tersebut, Yuval Abraham.
ADVERTISEMENT
Yuval Abraham mengatakan Hamdan Ballal dibebaskan setelah diborgol sepanjang malam dan dipukuli di pangkalan militer.
“Hamdan Ballal kini bebas dan akan segera pulang ke keluarganya,” tulis Abraham di akun X miliknya, Selasa (25/3).
Dilansir Variety, sebelumnya ada petisi yang dibuat dengan tujuan meminta Hamdan Ballal dibebaskan. Petisi yang ada di Change.org itu memperoleh lebih dari 3.700 tanda tangan.
Mengenai penyerangan dan penahanan terhadap Ballal disampaikan oleh Abraham lewat unggahan di X. "Sekelompok pemukim baru saja menghakimi Hamdan Ballal, salah satu sutradara film kami No Other Land," tulis Abraham.
Abraham mengungkapkan penyerangan yang dialami oleh Hamdan Ballal. Menurut Abraham, Ballal dipukul hingga mengalami luka di bagian kepala dan perutnya.
Ballal tidak hanya diserang. Menurut Abraham, rekannya tersebut juga dinyatakan hilang. "Tentara menyerbu ambulans yang dia panggil dan membawanya. Tidak ada tanda-tanda keberadaannya sejak itu," tulisnya.
The Associated Press melaporkan bahwa aktivis dari Center for Jewish Nonviolence melihat Hamdan Ballal dipukul oleh sekelompok pemukim Israel. Ia memberikan penjelasan mengenai penyerangan terhadap Ballal.
ADVERTISEMENT
"10-20 pemukim bertopeng menyerangnya dan aktivis Yahudi lainnya dengan batu dan tongkat, dan memecahkan jendela mobil mereka dan merobek ban mereka," ucapnya.
Dilansir The New York Times, salah satu saksi mata, Joseph Kaplan Weinger, melihat Ballal dibawa oleh tentara bertopeng Israel. Weinger merupakan bagian dari sukarelawan yang memberikan perlindungan di daerah yang rentan terhadap kekerasan.
Belum jelas apa yang memicu serangan tersebut. Namun Weinger mengatakan bahwa kelompok tersebut telah turun ke daerah Susya, yang berada di selatan Hebron.
Dilansir The Associated Press, Ballal merupakan salah satu dari tiga warga Palestina yang ditahan oleh militer Israel. Hal ini disampaikan oleh pengacara Lea Tsemel. Berdasarkan keterangan polisi, ketiganya ditahan di pangkalan militer untuk perawatan medis.
ADVERTISEMENT
Salah satu sutradara No Other Land, Basel Adra, menyampaikan tentara mengarahkan senjata mereka ke warga Palestina. Ada juga warga yang melempar batu.
"Kami kembali dari Oscar dan setiap hari sejak itu ada serangan terhadap kami," kata Adra kepada The Associated Press. "Ini mungkin balas dendam mereka kepada kami karena membuat film tersebut. Rasanya seperti hukuman."
Militer Israel mengatakan telah menahan tiga warga Palestina yang diduga melempar batu ke pasukan dan satu warga sipil Israel yang terlibat kekerasan antara warga Israel dan Palestina.
Militer mengatakan telah menyerahkan mereka ke polisi Israel untuk diinterogasi. Selain itu, mereka telah mengevakuasi seorang warga Israel untuk menerima perawatan medis.
Penyerangan terhadap Ballal terjadi tiga minggu setelah No Other Land meraih Oscar dalam kategori Film Dokumenter Terbaik. Abraham, Ballal, Adra, dan Rachel Szor mengungkapkan mengenai kehancuran di Gaza saat menyampaikan pidato kemenangan.
ADVERTISEMENT
"Kami menyerukan kepada dunia untuk mengambil tindakan serius guna menghentikan ketidakadilan dan menghentikan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina," kata Adra, seorang jurnalis dan aktivis Palestina.
Adra menambahkan, ia menjadi seorang ayah sekitar dua bulan lalu. Adra berharap putrinya tidak harus menjalani kehidupan seperti yang ia jalani saat ini. "No Other Land mencerminkan kenyataan pahit yang telah kami alami selama beberapa dekade dan masih kami lawan," ucapnya.
No Other Land mengisahkan keluarga Palestina yang tinggal di Tepi Barat saat rumah mereka dihancurkan oleh pemerintah Israel dan mereka terancam diusir.
Di tengah kondisi yang mengerikan itu, Adra dan Abraham, menjalin persahabatan yang tak terduga dan bekerja sama untuk mendokumentasikan kisah tersebut.