Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tak Tahu soal Indonesia, Michael Wahr Tertarik Main di Serial Grisse karena Ini
29 Januari 2021 21:40 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Wahr sebenarnya sudah kembali bertandang ke Indonesia untuk melakukan proses syuting musim kedua serial Grisse . Namun, penggarapan musim kedua serial itu batal dilanjutkan karena pandemi COVID-19.
Enggan kecewa, Wahr tetap merasa senang karena sudah diberi kesempatan untuk hadir di serial Grisse. Ia pun mau banyak bercerita tentang proyek serial tersebut pada kumparan.
Michael Wahr menceritakan awal mula ia mengetahui dan kemudian terlibat di serial Grisse. Meski mulanya sama sekali tidak mengenal Indonesia dan kisah penjajahan Belanda di masa lalu, ada satu hal yang membuat Wahr tertarik untuk terlibat.
"Aku tertarik pada tokoh protagonis perempuan yang hidup di masa kolonial Belanda. Dia berjuang untuk melawan segala struktur masyarakat yang ditetapkan oleh para penjajah, juga melawan struktur patriarki atas dirinya, serta melawan tradisi, karena ayahnya adalah salah satu pejuang pemberontakan yang pergi meninggalkan rumah untuk berjuang," ungkap Michael Wahr saat diwawancarai kumparan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Wahr juga tertarik dengan cara pembuat dan penulis naskah serial Grisse, Mike Wiluan, dalam bercerita. Wahr merasa, Wiluan bisa dengan baik menggabungkan unsur film-film laga Barat dan budaya Timur, khususnya Indonesia.
Serial Grisse juga menampilkan keberagaman masyarakat Asia dengan menampilkan tokoh-tokoh dari Indonesia, Melayu, Tionghoa, hingga Jepang. Menurut Wahr, hal itu seharusnya bisa membuat banyak filmmaker Barat paham dan berhenti menggeneralisasikan orang-orang Asia.
"Karena menggunakan bahasa inggris, serial ini bisa dinikmati oleh masyarakat dunia dan pada akhirnya bisa membuat banyak orang Barat sadar bahwa ada banyak hal dari Asia yang belum dikenal. Jadi, seharusnya berkat serial ini mereka bisa berhenti menggeneralisasi orang Asia dan lebih banyak belajar, tidak cuma mengandalkan apa yang ada di pikiran mereka saja," kata Michael Wahr.
"Selain itu, masyarakat Barat seharusnya juga bisa melihat bahwa ada satu fakta pahit dari masa lampau bahwa benar-benar pernah ada pembantaian besar-besaran yang terjadi di Asia, khususnya Indonesia, oleh para penjajah," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Mengenai tokoh Moresby, Michael Wahr merasa tidak kesulitan untuk melakukan riset. Sebab, pada dasarnya ada banyak tokoh-tokoh penjajah jahat seperti Moresby di masa lampau.
"Sudah ada banyak bahan riset, khususnya mengenai East India Company, karena tokoh yang kuperankan adalah salah satu agen dari perusahaan itu. Aku juga bisa dengan mudah mencari tahu seperti apa situasi penjajahan Indonesia di masa itu," tuturnya.