Tamara Geraldine Ubah Trauma Jadi Terapi Lewat Cana Wellness
17 Agustus 2025 18:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
Tamara Geraldine Ubah Trauma Jadi Terapi Lewat Cana Wellness
Tamara Geraldine Ubah Trauma Jadi Terapi Lewat Cana Wellness. Selengkapnya di sini. kumparanHITS

ADVERTISEMENT
Tamara Geraldine bersama kedua sahabatnya, Betty Lauw dan Vitta Dessy baru saja meluncurkan Cana Wellness, studio wellness holistik yang menggabungkan pendekatan spiritual, emosional, dan fisik.
ADVERTISEMENT
Bermula dari sebuah rumah pribadi yang berfungsi sebagai tempat pemulihan jiwa, kini rumah yang terletak di kawasan Kemang, Jakarta Selatan itu menjadi sebuah studio yang menjadi ruang aman bagi siapa pun yang ingin pulih dari trauma.
"Selebrasi satu dasa warsa rumah di Canadyanti yang tadinya sebagai rumah pemulihan jiwani, seiring waktu berjalan menjadi rumah pemulihan rohani, termasuk ibadah dan kegiatan yayasan,” ujar Tamara dalam Grand Opening Cana Wellness di Jakarta.
Ajakan untuk Pulih Bersama
Menurut Tamara awalnya rumah tersebut hanya tempat pribadi. Namun, ia tak menyangka Tuhan mengirim orang-orang untuk 'singgah' dan mengalami pemulihan di sana.
"Mereka datang lalu pulih. Karena itu, rumah ini saya pasrahkan pada Tuhan untuk menjadi rumah singgah," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dari situ lahirlah sebuah filosofi 'Aku yang singgah, mereka yang pulih' dan menjadi tagline Cana Wellness. Filosofi ini menegaskan bahwa Cana Wellness berkomitmen bahwa tempat ini sebagai ruang pelayanan dan penyembuhan.
"Orang yang hari ini alami kesembuhan jiwa, maka jasmaninya juga harus dibenahi," ungkap Tamara yang menempuh pendidikan konseling di Lembaga Konseling Keluarga Kreatif (LK3).
"Dengan disiplin ilmu yang mengarah ke psikologi itu, saya baru melihat di situ ternyata memang ada tautan antara jiwani, jasmani, termasuk juga rohani," lanjutnya.
Kolaborasi bersama sahabat
Tamara bersama dengan dua sahabat yang kini menjadi sesama Founder Cana Wellness, Betty Lauw dan Vitta Dessy.
Ketiganya memiliki latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda, tapi justru saling melengkapi dalam membangun visi besar pemulihan menyeluruh.
ADVERTISEMENT
“Jadi mereka (Betty dan Vitta) juga termotivasi untuk mewujudkan hal yang sama dengan latar belakang hidup berbeda,” ujar Tamara.
Kolaborasi tersebut menghasilkan pendekatan holistik yang unik, yakni perpaduan terapi somatik, bioenergi, dan konseling berbasis spiritualitas.
"Rumah ini akhirnya memang benar-benar rumah holistik untuk kebutuhan rohani, konsultasi untuk jiwa-jiwa yang patah hati, dan juga pemulihan secara jasmani," ujarnya.
Salah satu prinsip utama yang diyakini di Cana Wellness adalah bahwa tubuh menyimpan memori, baik trauma, tekanan, maupun luka emosional.
Meskipun secara psikologis orang tersebut sudah merasa move on, tetapi tubuhnya masih menyimpan jejak luka tersebut.
“Jadi orang tuh perlu dideteksi. Kadang kita sudah selesai, sudah enggak ada pikiran, udah move on, tapi kok tetap enggak bisa tidur?” lanjut Tamara.
Cana Wellness tidak hanya mengandalkan satu pendekatan. Jika diperlukan, klien akan dirujuk ke psikolog klinis profesional.
ADVERTISEMENT
“Tapi kan kita perlu tahu sendiri ini gue kena mental atau sebenarnya gua tuh masih di sisi yang normal-normal saja tapi cuma butuh teman bicara (konseling),” ujarnya.
Bagi Tamara, Cana Wellness juga bukan hanya tempat kerja, tetapi perpanjangan dari proses penyembuhan mereka sendiri.
"Cana Wellness menghadirkan berbagai layanan yang dirancang untuk mendukung pemulihan tubuh, jiwa, dan roh secara menyeluruh, seperti Mental Health Consultation, Signature Flow, LINKD Method, Bio Energy Therapy, Metabolism Balancing, dan Cana Deep Reset," bebernya.
Di akhir wawancara, Tamara mengatakan bahwa sebagai penyintas yang pernah mengalami luka, ketihan jiwa, dan pergumulan spiritual, ia paham bagaimana rasanya menghadapi semuanya sendirian.
"Dulu saya jalani semua sendirian, terus terang berat. Padahal, kesembuhan dan pemulihan, datangnya diam-diam. Urusanmu? Bertahan. Selama 10 tahun perjalanan Rumah Cana sebagai rumah pemulihan adalah usaha saya mengabdikan diri menjadi teman bertahan buat jiwa-jiwa yang Tuhan dekatkan yang mungkin tidak sekuat itu untuk dibiarkan berjalan sendirian," pungkas Tamara.
ADVERTISEMENT
