Tampil di Mola Chill Fridays, LANY Utarakan Kerinduan Manggung di Indonesia

10 Mei 2021 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampilan LANY di Mola CHill Fridays. dok: Mola
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan LANY di Mola CHill Fridays. dok: Mola
Setiap Jumat, Mola selalu menghadirkan suguhan musik spesial di acara Mola Chill Fridays. Sejak episode pertama, sudah ada banyak artis yang tampil di acara tersebut, mulai dari Prep, Charlie Puth, sampai Tom Misch.
Di minggu ini, ada penampilan spesial dari LANY langsung dari Los Angeles, Amerika Serikat. Ini tentu menjadi hal yang seru bagi tiga personel LANY, Paul Klein, Les Priest, dan Jake Goss yang tentunya sudah rindu untuk menghibur jutaan fans dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
LANY mulai tampil pukul 21.30 WIB, Jumat (7/5). Klein yang mengenakan jersey hockey merah andalannya pun langsung menyapa para fans.
“Apa kabar Indonesia, kami LANY dari Los Angeles, California. Kencangkan suaranya dan bernyanyi bersama kami kalau kau mau. Kami rindu ingin ke sana lagi dan semoga ini bisa mengobatinya kerinduan itu,” ujarnya sebelum mulai menyanyikan lagu Thick and Thin dan Good Girls.
Setelah menyanyikan lagu Mean It, Paul Klein sempat menjawab beberapa pertanyaan yang disampaikan fans. Dua di antaranya adalah mengenai fakta bahwa semua lagu LANY tercipta berkat pengalaman yang sangat personal.
Klein dan kawan-kawan sepakat bahwa mereka tidak mungkin betah tampil di panggung hingga ratusan kali jika harus menyanyikan lagu yang tidak personal. Karena itu, Klein menyatakan bahwa LANY selalu coba untuk menjadi jujur saat membuat karya.
Mama’s Boy merupakan album paling sentimental yang pernah mereka buat. Apalagi semua anggota band menyatakan diri mereka adalah ‘anak mama’. Bahkan salah satu lagu mereka If This Is The Last Time yang ditulis pada 2019, merupakan persembahan untuk para orang tua mereka. Lagu ini menjadi sangat penting, karena menceritakan bagaimana mereka berpikir untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang tua atau orang yang paling dicintai jika waktunya tiba.
LANY menganggap lagu ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, di mana banyak orang di dunia yang terpaksa harus berpisah lama dengan keluarganya karena pandemi. Keadaan ini juga banyak membuat orang hidup di tengah ketidakpastian dan kekhawatiran akan tertular virus Covid-19. Sehingga mereka berharap bahwa lagu ini bisa menjadi harapan akan kondisi yang lebih baik, dan penikmat musik mereka bisa mendapatkan pengalaman menyenangkan dan bermakna dengan mendengarkan karya-karya mereka.
Usai menjawab pertanyaan fans, penampilan berlanjut dengan lagu Super Far dari album self-titled yang rilis pada 2017. Di sela-sela penampilan mereka menyanyikan dua lagu tersebut, Klein sempat sekali lagi mengutarakan kerinduannya pada Indonesia.
“Terima kasih sudah menonton. Kami senang bisa bermain untuk kalian, tapi kami sebenarnya lebih senang jika bisa tampil di tempat yang sama dengan kalian. Mari berharap, semua kembali normal dan kami bisa sekali lagi terbang ke sana,” tuturnya.
LANY turut menyanyikan beberapa lagu lainnya, seperti Heart Won’t Let Me, Walk Away, 13, Thru These Tears, dan Malibu Nights. Mereka pun menjawab berbagai pertanyaan lain, mulai dari cara mereka berkolaborasi dengan musisi lain serta seberapa istimewanya musik yang dibuat.
ILYSB menjadi lagu terakhir dari LANY. Penampilan mereka pun berakhir pukul 22.30 WIB.

Dibuka dengan Penampilan Apik Pamungkas

Sebelum LANY tampil menghibur masyarakat Indonesia, ada Pamungkas yang hadir sebagai pembuka dan tampil sejak pukul 20.30 WIB. Ia membawakan berbagai lagu, mulai dari yang sedang viral, To The Bone, hingga karya-karyanya di dua album Solipsism, seperti Be Okay Again Today dan Live Forever.
Pamungkas tampil di Mola Chill Fridays. Foto: Mola
Tak cuma bernyanyi, Pamungkas juga sempat menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh penonton setia Mola melalui Twitter. Salah satu pertanyaan yang ia jawab adalah mengenai keputusannya membuat dua album sekaligus dalam waktu 8 bulan.
“Karena 8 bulan ini enggak bisa ngapa-ngapain, mau cari hobi baru buat isi waktu kosong juga enggak bisa keluar-keluar jadi ya gue isi waktu dengan membuat karya. Kalau apa yang mau disampaikan dari album gue ini, gue ngerasa kita sekarang lagi punya power karena punya media sosial. Akhirnya perbedaan perspektif membuat kita suka berantem dan perbedaan itu seperti warna yang gue sebut Solipsism,” ungkap Pamungkas.
Perjalanan karier musik Pamungkas sampai menjadi solois multitalenta seperti sekarang tidak bisa dibilang mudah. Apalagi, telinga kanan Pamungkas pernah setengah tuli dan telinga kirinya tuli seluruhnya. Ia pun lalu les alat musik drum dengan tujuan memulihkan telinga serta belajar piano dan gitar secara otodidak. Kecintaan Pamungkas terhadap musik sempat membuatnya tidak tertarik dengan pendidikan, apalagi ia sudah bisa menghasilkan uang dengan musik. Hingga ia memutuskan untuk homeschooling sambil terus bermusik.
Hingga saat ini Pamungkas sudah merilis 4 album yaitu Walk The Talk (2018), Flying Solo (2019), Solipsism (2020) dan Solipsism 0.2 (2021). Musiknya telah didengar di seluruh Asia dengan 1,9 juta pendengar bulanan di Spotify dan lebih dari 76 juta viewers di YouTube.
Perwakilan Mola Mirwan Suwarso mengatakan, ”Kondisi pandemi saat ini tidak akan menghentikan proses kreatif musisi-musisi Indonesia dan Internasional. Untuk itu Mola hadir dengan menyediakan platform yang mendukung karya-karya kreatif agar bisa dinikmati secara utuh. Mola Chill Fridays menjadi wadah bagi para musisi untuk tetap menghibur dan mengobati kangen para penggemarnya, tidak hanya lewat musik, namun juga berinteraksi secara live lewat media sosial Mola.”
Mola Chill Fridays bisa disaksikan di platform Mola mulai pukul 20.30 WIB sampai pukul 22.00 WIB dengan mengakses melalui aplikasi perangkat ponsel yang dapat diunduh dari apps store dan google play, atau melalui situs Mola.