Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tanggapan Produser soal Film Siksa Neraka Dilarang Tayang di Malaysia dan Brunei
13 Januari 2024 19:02 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Produser dan CEO Dee Company, Dheeraj Kalwani, memberikan tanggapan terkait hal itu lewat pernyataan yang diunggah di akun Instagram @deecompany_official.
"Film Siksa Neraka di-banned di Malaysia & Brunei. Kami menghargai keputusan dari lembaga sensor Malaysia. Setiap negara memiliki kedaulatan dan peraturan yang harus dipatuhi," kata Dheeraj.
Produser Minta Maaf karena Film Siksa Neraka Tidak Bisa Tayang di Malaysia dan Brunei Darussalam
Dheeraj meminta maaf kepada orang-orang di Malaysia dan Brunei karena tidak bisa menayangkan film Siksa Neraka di sana.
"Kami mohon maaf karena tidak bisa memenuhi keinginan penggemar di Malaysia dan Brunei Darussalam," ucap Dheeraj.
Mengenai film Siksa Neraka yang dilarang tayang di Malaysia dan Brunei diketahui dari unggahan akun Instagram Antenna Entertainments.
ADVERTISEMENT
Antenna Entertainments merupakan distributor film Indonesia, India dan Tamil ke saluran televisi kabel dan satelit, dan bioskop Malaysia.
Akun Instagram Antenna Entertainments mengunggah poster film Siksa Neraka dengan tulisan 'banned'.
"Bagi kalian yang menantikan ini-Siksa Neraka dilarang tayang di Malaysia dan Brunei," tulisnya.
Film Siksa Neraka disutradarai oleh Anggy Umbara. Anggy mengungkapkan alasan film garapannya dilarang tayang di Malaysia dan Brunei.
"Dari censorship mereka enggak boleh, enggak sesuai dengan aturan di sana," kata Anggy kepada kumparan, belum lama ini.
Meski begitu, Anggy mengungkapkan belum jelas hal apa dalam film Siksa Neraka yang membuatnya dilarang tayang di Malaysia dan Brunei.
"Belum clear sih itu dari censorship-nya, apakah terlalu sadis atau enggak sesuai dengan aliran Islam yang mereka ikuti," tutur Anggy.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas sih enggak bisa mendapatkan izin censorship-nya itu, antara dua itu, satu terlalu sadis, kedua tidak sesuai dengan ajaran Islam di sana yang tidak boleh menggambarkan neraka atau surga, yang ghoiblah," ungkapnya.