Tanggapan Tissa Biani soal Artis di Bawah Umur Perankan Istri Ke-3 di Sinetron

2 Juni 2021 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tissa Biani saat hadir di Meet and Great film Makmum di Blok m Square, Jakarta, Jumat, (16/8). Foto: Ronny
zoom-in-whitePerbesar
Tissa Biani saat hadir di Meet and Great film Makmum di Blok m Square, Jakarta, Jumat, (16/8). Foto: Ronny
ADVERTISEMENT
Tissa Biani sudah malang melintang di industri hiburan Indonesia sejak usianya masih kecil. Ia pun sudah sering membintangi sinetron ataupun film dengan berbagai macam karakter.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, sinetron berjudul Suara Hati Istri: Zahra ramai jadi perbincangan publik. Di sinetron itu, seorang artis bernama Lea Chiarachel, yang masih berusia 15 tahun, memerankan karakter istri ketiga bernama Zahra.
Banyak netizen dan juga sejumlah figur publik yang kesal melihat adegan-adegan dewasa yang dipertontonkan dalam sinetron itu. Apalagi, pemeran istri ketiganya adalah anak di bawah umur.
Tissa Biani saat hadir di Meet and Great film Makmum di Blok m Square, Jakarta, Jumat, (16/8). Foto: Ronny
Tissa pun turut mengutarakan pendapatnya soal kejadian ini. Namun, menurutnya, sebelum sinetron Suara Hati Istri: Zahra, sudah ada beberapa sinetron lain yang menggunakan anak di bawah umur untuk memerankan karakter dewasa.
"Sebenernya dari dulu sudah banyak cerita kayak gini. Tapi baru sekarang ada perhatiannya," tulis Tissa Biani di Instagram Story, Rabu (2/6).
Kekasih Dul Jaelani sering menyaksikan anak di bawah umur memerankan karakter orang dewasa. Sementara itu, orang dewasa justru diberi peran anak di bawah umur.
ADVERTISEMENT
Tissa Biani mengeluarkan pendapat soal anak di bawah umur yang memerankan karakter istri ketiga. Foto: Instagram Tissa Biani
"Pemain yang masih di bawah umur banyak berperan menjadi karakter gadis dewasa yang harus melakoni adegan yang tidak sesuai umurnya," kata aktris berusia 18 tahun ini.
"Sedangkan kalau kita perhatiin di Indonesia jaman sekarang, orang orang yang di umur 21+ malah banyak mendapatkan peran anak sekolahan. Jadi kebalik," lanjutnya.
Meskipun begitu, pemain film KKN di Desa Penari ini tak mau menghakimi pihak mana pun. Ia hanya berharap kejadian ini bisa dijadikan pelajaran untuk para pekerja seni.
"Mudah-mudahan ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua para pekerja seni," tutupnya.