Tanggapan Tohpati soal Pembatasan Lagu Berbahasa Inggris di Jawa Barat

26 Februari 2019 15:57 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tohpati di konferensi pers konser perdana Chandra Satria. Foto: Alexander Vito/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tohpati di konferensi pers konser perdana Chandra Satria. Foto: Alexander Vito/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Baru-baru ini Jerinx 'Superman Is Dead' mengunggah sebuah foto di Instagram yang kembali mengkritisi pemerintah terkait pembatasan musik.
ADVERTISEMENT
Foto tersebut memperlihatkan surat edaran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait pembatasan siaran lagu-lagu berbahasa Inggris di radio-radio Jawa Barat.
"Di Jawa Barat, lagu-lagu berbahasa Inggris akan dibatasi di radio, ditetapkan 18 Februari 2018. Baru ditetapkan sih. Mungkin nunggu RUU Permusikan sah jadi UU baru dieksekusi. Belum ada RUU Permusikan saja sudah ada regulasi fasis macam ini. Makin jelas kan kemana arah RUU Permusikan ini? Kalau gak ke Korut ya ke Indonistan," tulis Jerinx di kolom keterangan foto.
Ketika ditemui di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Selasa (26/2), gitaris sekaligus komposer Tohpati memberi komentar terkait surat edaran tersebut.
Menurutnya, sangat aneh ketika pemerintah membatasi lagu-lagu berbahasa Inggris di siaran radio.
ADVERTISEMENT
"Kalau dilarang, nanti enggak mengerti perkembangan musik dunia. Karena kita harus tahu perkembangan musik dunia dan ya, pihak yang punya kewajiban bisa mensortir apa aja musik yang masuk. Kalau enggak bagus, enggak usah, yang bagus kenapa enggak?" ungkap Tohpati.
Menurut Tohpati, tidak semua musik berbahasa Inggris buruk dan beberapa justru bisa mencerdaskan bangsa. Ia pun merasa tidak adil ketika hanya musik berbahasa Inggris yang dibatasi di Indonesia.
"Harusnya lukisan dari luar negeri juga dibatasi dong. Kan banyak kan yang porno tuh," tuturnya.
Tohpati sendiri tidak pernah membatasi diri untuk mendengarkan musik dari seluruh dunia. Namun, ia memilih mana musik yang layak dengar dan tidak.
"Kalau mengandung SARA atau keras, ada unsur seks bebasnya, saya enggak dengar. Baru intro saya setop," kata Tohpati.
ADVERTISEMENT
"Aku pikir sekarang sih tugasnya bukan untuk melarang ya, tapi gimana mengedukasi agar anak muda bisa cerdas memilih musik yang didengarkan," sambungnya.
Tohpati Foto: Munady Widjaja
Justru musik berbahasa Inggris yang datang dari luar negeri seharusnya bisa menambah kekayaan musik di Indonesia.
Sebab, musik-musik seperti itu bisa digabungkan dengan musik tradisional Indonesia untuk menciptakan sebuah komposisi yang menarik.
"Dari dulu kan acuannya selalu Amerika atau Eropa dan sampai saat ini perkembangannya fine aja. Enggak ngerti kenapa harus dilarang," ujar Tohpati.
"Justru musik tradisional Indonesia itu harusnya bisa digabung dengan musik konvensional dari luar negeri. Saya sudah lama lakukan itu. Saya punya proyek musik yang menggabungkan jazz progresif dengan suling dan gendang," tambahnya.
Pembatasan Siaran Lagu Berbahasa Inggris di Jawa Barat. Foto: Instagram @jrxsid
ADVERTISEMENT
Dalam surat edaran dengan nomor 480/215/IS/KPID/JABAR/2019 yang diunggah Jerinx tertulis bahwa KPI Jawa Barat ingin agar lagu siaran lagu berbahasa Inggris dibatasi di radio-radio Jawa Barat.
Lagu-lagu berbahasa Inggris baru boleh diputar di waktu dewasa, yakni pukul 22.00 WIB hingga 03.00 WIB. Ada 17 lagu yang dibatasi penayangannya oleh KPID Jawa Barat. Diantaranya lagu Zayn Malik berjudul (Dusk Till Dawn), Ed Sheeran (Shape of You), Chris Brown feat Agnez Mo (Overdose) dan lainnya.