Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Terlalu Sibuk Bekerja, Putri Michael Jackson Masuk Rehabilitasi
16 Januari 2019 16:25 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
Tahun 2018 menjadi tahun yang besar bagi putri mendiang Michael Jackson, Paris Jackson . Setelah dia resmi menjadi bagian dari IMG Models di tahun 2017, untuk pertama kalinya Paris bermain dalam film layar lebar. Film tersebut bertajuk 'Gringo' dan tayang pada 2018.
ADVERTISEMENT
Dia juga membentuk sebuah duo musik bernama The Soundflowers bersama Gabriel Glenn. Mereka manggung untuk pertama kalinya pada 23 Juni 2018 di sebuah gig di Canyon Sessions, AS. Duo ini sudah memiliki dua single, yakni 'Daisy' dan 'In the Blue'. Selain The Soundflowers, Paris juga masih aktif menjadi model.
Padatnya jadwal Paris di 2018 membuat dirinya merasa lelah. Baru-baru ini, dia dikabarkan masuk rehabilitasi. Bukan, bukan karena narkoba dan hal-hal lainnya yang membahayakan jiwanya, melainkan Paris ingin mendapat perawatan agar kondisi mentalnya tetap terjaga.
"Setelah satu tahun sibuk terlibat dalam pekerjaan yang membawanya berkeliling dunia, Paris memutuskan bahwa dia perlu mengambil waktu untuk memulai kembali, mengatur ulang, dan memprioritaskan kesehatan fisik dan emosionalnya," jelas seorang sumber yang dekat dengan Paris seperti dikutip People.
ADVERTISEMENT
Sumber tersebut melanjutkan, Paris sendiri yang ingin dirinya direhabilitasi.
"Dia memeriksakan dirinya ke fasilitas perawatan untuk membantu perencanaan kesehatannya. Dia berharap untuk keluar dari rehabilitasi dalam keadaan siap untuk menangani proyek-proyek baru yang menantinya," kata sang sumber.
Kelihatannya, gadis berumur 20 tahun itu memang membutuhkan treatment tersebut. Pada 2013, saat Paris Jackson masih berumur 15 tahun, dia pernah mencoba melakukan bunuh diri. Dia dikabarkan menenggak 20 tablet obat penenang dan menyayat pergelangan tangannya. Dia melakukannya karena mengalami depresi.
"Aku gila pada kala itu. Benar-benar gila. Aku kerap mengalami kecemasan layaknya remaja. Aku juga berurusan dengan depresi dan kegelisahan tanpa bantuan," ujar Paris saat melakukan wawancara dengan Rolling Stones di tahun 2017.
ADVERTISEMENT
"Itu hanya kebencian terhadap diri sendiri. Harga diriku rendah, dan aku berpikir bahwa aku tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar, tidak berpikir aku layak hidup lagi," sambungnya.