Terry Putri Ungkap Culture Shock yang Dialaminya saat Tinggal di Amerika

20 Juli 2024 15:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Artis Terry Putri saat Ditemui di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Artis Terry Putri saat Ditemui di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Artis sekaligus presenter, Terry Putri, mengalami culture shock selama tinggal di Amerika Serikat bersama suaminya, Derly Darmawan. Salah satu yang sering ia temui yaitu penggunaan beberapa kata yang dinilainya kasar.
ADVERTISEMENT
Menurut Terry Putri, penggunaan kata tersebut sudah seperti imbuhan, sehingga hampir setiap saat ia temui dalam percakapan setiap hari.
"Banyak banget (culture shock-nya) contohnya kayak, 'kok orang di sini kalau ngomong kayak marah-marah, ya,' semua kalimatnya selalu ada F-nya, ada S-nya. Jadi, di tengah-tengah kalimat suka ada begitunya, aku jadi suka terkaget-kaget," kata Terry di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat.
"Banyaklah, masalah bicara, sopan santun, akhlak dan lain-lain benar-benar berbeda. Jadi, cukup harus beradaptasilah," sambungnya.
Terry Putri. Foto: Instagram/@terryputri

Culture Shock yang Dialami Terry putri di Amerika Serikat

Culture shock lainnya yakni berkenaan dengan penampilan Terry yang mengenakan hijab. Menurut Terry, masih banyak pandangan negatif terhadap seseorang yang mengenakan hijab di Amerika Serikat. Karena itu, ia harus berusaha menyakinkan orang sekitarnya bahwa penilaian itu tidak tepat.
ADVERTISEMENT
"Sama mungkin karena penampilan aku islami atau segala macam, jadi cukup disorot. Apalagi di daerah aku jarang banget orang yang seperti aku. Jadi, ada kayak kejadian, suka dicurigai terus apalah, banyaklah, harus berjuang sih," tutur Terry.
Akan tetapi, pandangan sebagian orang itu tidak membuat Terry berkecil hati. Hal itu malah membuatnya semangat untuk meyakinkan orang-orang bahwa penilaian tersebut tidak benar.
"Banyak yang seperti itu cuma kita sebagai agen Islam kalau aku bilang gitu. Jadi apa pun reaksi orang, cuma bisa tersenyum dan cuma bisa menjelaskan. Tetap berusaha untuk jadi baik saja, sih, di sana," ucap Terry.
"Sensitivitas orang-orang di sana juga cukup tinggi kan kalau masalah-masalah yang berhubungan dengan itu, apalagi yang berkerudung seperti aku. Jadi untuk di sana tuh ada extra survival-nya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT