Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
'The Last Barongsai', Film yang Mengangkat Etnis Tionghoa Benteng
21 Januari 2017 9:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Angin segar dibutuhkan ketika isu kebhinnekaan negara sedang dipertanyakan keutuhannya. Maka dari itu, hadirlah film 'The Last Barongsai' yang mengangkat kehidupan etnis Tionghoa Benteng yang tinggal di Tangerang, Banten.
ADVERTISEMENT
'The Last Barongsai' didudukung oleh sejumlah aktor kawakan seperti Dion Wiyoko (31) Tio Pakusadewo (53), komedian Azis Gagap (43), aktris muda Vinesa Inez (19), dan Gubernur Banten Rano Karno (56). Film ini menceritakan kehidupan pria bernama Aguan (Dion Wiyoko) dan ayahnya, Kho Huan (Tio Pakusadewo), yang ingin menghidupkan kembali atraksi barongsai. Namun, di sisi lain, ada impian yang ingin dikejar oleh Aguan.
Film yang disutradarai oleh Ario Rubbik (38) ini bisa dibilang sederhana. Itu adalah alasan mengapa dia menepis adanya isu mengenai SARA dan pilgub DKI Jakarta yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan dalam film ini.
"Film ini tidak ada unsur politik dan tidak ada unsur membela satu etnis apapun yang ada di Indonesia. Kami hanya ingin berkarya. Kami membuat film ini jauh sebelum goro-goro yang terjadi di Ibukota," ucap Ario ketika ditemui di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, (20/1).
ADVERTISEMENT
Untuk mendalami sebuah suku yang jarang didengar telinga tentu membutuhkan riset terlebih dahulu. Hal itu juga berlaku Dion Wiyoko yang memiliki darah Tionghoa.
"Untuk observasi, saya dimudahkan untuk bertanya langsung dengan narasumber—para pemain barongsai. Ada yang mengajari wushu (seni bela diri asal Cina) juga dan mereka semua dari Tangerang," ucap pemain film 'Cek Toko Sebelah' itu.
Ario mengaku, dia masih belajar untuk menyutradarai sebuah film. Maka dari itu, jangan heran jika terdapat banyak kekurangan dalam film yang akan tayang pada 26 Januari mendatang ini.
Harapannya, 'The Last Barongsai' dapat meningkatkan kepekaan masyarakat terhadap suku minoritas yang masih hidup di tengah-tengah kita.