Tips Kerja di Promotor Musik: Jangan Ngefans dengan Artis

16 Januari 2017 11:10 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Richard Sandy, Ismaya Live. (Foto: Dok Foto: Facebook - Richard Sandy)
zoom-in-whitePerbesar
Richard Sandy, Ismaya Live. (Foto: Dok Foto: Facebook - Richard Sandy)
Richard bisa dibilang beruntung menjadi bagian dari tim hospitality Ismaya Live. Selain bisa bertemu dengan artis-artisnya secara langsung, dia juga kerap melihat kejadian-kejadian yang tidak banyak dilihat orang dan lebih personal.
ADVERTISEMENT
Ternyata, ada beberapa artis yang ternyata pendiam, pemalu, hingga nervous sebelum tampil. Lucunya, mereka sudah sering show di berbagai negara, bahkan menjalani tur dunia.
Ditanya mengenai keseruan lain, Richard menyebut One Direction sempat menyita perhatiannya.
”One Direction, misalnya. Bukannya mereka bandel atau rusuh, tapi mereka masih muda. Jadi, masih suka bercanda seperti anak kecil. Saya dalam hati, “Lah, gini amat ini orang”,” kenang Richard.
Richard juga kerap berhadapan dengan artis yang mood-nya tidak bagus. Menurut Richard, alasan yang paling sering terjadi karena artis tersebut mengalami jetlag dan ketika mendarat di Indonesia, mereka sudah harus show.
Melihat keadaan itu, solusi Richard biasanya mendiamkan artis yang bersangkutan.
“Jangan diajak ngobrol dan jangan sok akrab. Segala sesuatunya, berhubungan langsung sama manajernya saja. Sebenarnya, bisa saja berkomunikasi langsung dengan artisnya. Ya, tergantung kebutuhan. Tapi kalau saya, saya menghindari SKSD (sok kenal sok dekat) dengan artisnya, sih. Kecuali, sudah pernah ketemu,” jelas Richard.
ADVERTISEMENT
Ditanya mengenai keakrabannya dengan para artis yang dia handle, Richard mengaku tidak banyak. Richard lebih memilih jalur profesional, yaitu berhubungan baik dengan manajemen artisnya.
“Akrab paling sama manajernya atau manajemennya. Kalau akrab sama artisnya, paling Flight Facilities, Zedd, dan Martin Garrix. Kalau Zedd, kita akrab kalau sedang bertemu muka. Kita akan ngobrol,” ucap Richard.
Enam tahun bekerja sebagai bagian dari tim hospitality Ismaya Live, Richard mengutamakan profesionalitas dalam bekerja sebagai kunci utama. Dan yang terpenting, tidak nge-fans dengan artisnya dan bisa menjaga sikap.
When you’re dealing with famous people, mereka dikelilingi dengan orang-orang yang ingin berinteraksi dengan mereka. Nah, kalau kerja untuk mereka tapi kitanya bikin susah, mereka akan merasa nggak nyaman. Misalnya, artisnya dikejar-kejar sama fans. Tapi, orang yang kerja buat dia ikutan ngejar. Ya, nggak boleh. Itu forbidden,” jelas Richard.
ADVERTISEMENT
Richard pernah beberapa kali mendapat pekerja yang berlaku seperti itu. Richard mengaku, dia akan menegur pekerja yang bersangkutan. Bahkan, kalau pekerjanya melakukan kesalahan yang sama berulang kali atau hanya satu kali namun fatal, Richard tidak mau bekerja lagi dengannya.
“Setelah event, biasanya saya evaluasi. Ada rules and regulations. Sebelum event, saya selalu brief dan mengingatkan tim saya. Tiap event kan, rules-nya beda,” terang Richard.
Menutup pembicaraan, Richard mengatakan bahwa bekerja menjadi bagian dari tim hospitality itu juga tidak bisa enak-enakan berada di sebuah event dan dengan menikmati event-nya.
Richard mengaku, dia kerap terlihat mondar-mandir dalam suatu acara dengan wajah masam. Alasannya, karena dia merasa lelah.
“Jangan harap kamu bisa menikmati acara yang kamu buat karena kamu membuat acara itu untuk orang lain. Bagian saya susah untuk menikmati acara karena yang diurus kan, manusia,” tutup Richard.
ADVERTISEMENT