Virus Corona Masih Merajalela, Bagaimana Nasib Syncronize Fest 2020?

9 Juli 2020 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kiki Ucup. Foto: Dok: Instagram @kikiauliaucup
zoom-in-whitePerbesar
Kiki Ucup. Foto: Dok: Instagram @kikiauliaucup
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, belum ditemukan vaksin COVID-19 dan pandemi masih terjadi di seluruh dunia. Namun, pemerintah Indonesia sudah mulai memikirkan cara untuk menstabilkan ekonomi dengan masuk ke fase new normal.
ADVERTISEMENT
Industri musik Indonesia juga saat ini sudah mulai bersiap-siap untuk menjelang new normal. Sebab, banyak pekerja event yang kini menganggur, karena sudah berbulan-bulan festival atau konser off air tak bisa digelar.
Kiki Ucup, penggagas Synchronize Fest, adalah salah satu pekerja event yang berjuang keras untuk membangkitkan lagi industri musik Indonesia pasca pandemi. Baginya, di saat ini, kondisi pekerja event masih sangat buruk dan memprihatinkan.
Kiki Ucup. Foto: Dok: Instagram @kikiauliaucup
"Sekarang, sih, belum bisa dibilang bangkit, ya. Semua masih tiarap. Gua sendiri bersama Synchronize Fest dan kantor gue, kita bikin new normal donation. Jadi, bukan mendonasikan uang, tapi beri pekerjaan pada pekerja event," kata Ucup ketika menggelar konferensi pers digital bertajuk Inovasi dan Gebrakan dalam Industri Pertunjukan Musik, Kamis (9/7).
ADVERTISEMENT
"Karena, menurut kami, kalau donasi uang tuh seolah-olah kayak enggak ada kesempatan lagi bagi mereka untuk bekerja. Kalau kami memberi pekerjaan, 'kan mereka jadi ada harapan, ya," sambungnya.
Penampilan Reality Club di Synchronize Fest 2018. Foto: Nayla Erzani/kumparan
Pertanyaannya, bagaimana nasib Syncronize Fest 2020 yang hendak digelar pada 2, 3, dan 4 Oktober mendatang? Seperti diketahui, berbagai kategori tiket telah terjual dan banyak orang yang sudah tak sabar menonton festival tersebut.
Akankah Ucup mengundur pelaksanaan Syncronize Fest 2020? Atau mungkin, ia akan mengubah format festival tersebut menjadi digital concert?
"Sejujurnya, kita tidak mau Syncronize Fest digelar secara virtual, ya. Karena, kayak acara Stand Up Comedy aja, vibe di lokasi dan virtual 'kan banget. Kalau nonton dari rumah, tuh, beda deh energinya dan itu tidak bisa tergantikan," kata Ucup.
Jumpa pers Synchronize Festival 2017 Foto: Prabarini Kartika/kumparan
Karena itu, ia bersama banyak promotor acara musik lainnya saat ini sedang rajin bertemu dengan Kementerian terkait serta Pemda DKI Jakarta untuk membahas skema konser off air di masa new normal.
ADVERTISEMENT
"Kami memaparkan, kira-kira seperti apa protokol kesehatan menonton konser. Kami sampaikan juga simulasinya, mulai dari antrean saat membeli tiket hingga di dalam venue," tuturnya.
Ucup dan rekan-rekan promotor lain juga siap jika diminta mendata setiap pembeli tiket. Hal itu dilakukan demi menjaga kesehatan dan keamanan semua penonton selama konser atau festival berlangsung.
"Memang kalau Kemenkes mengharuskan kita untuk melakukan tracing. Jadi, kami harus mendata pembeli tiket untuk tahu seperti apa kondisi kesehatan dan aktivitas mereka sebelum datang ke konser," ujarnya.
Hingga saat ini, sudah ada beberapa skema menonton konser yang dibahas. Dua yang paling mungkin dilakukan adalah konser drive-in dan menjaga keteraturan penonton agar tidak berdiri selama konser berlangsung.
"Itu titik terang sih. Kalau Pemprov DKI 'kan bilangnya boleh mengadakan konser, tapi drive-in. Kalau Menkes menyarankan nonton konser, tapi duduk gitu. Ya, itu bisa digunakan daripada setelah konser justru muncul cluster baru dan kami menjadi bulan-bulanan SJW," kata Kiki Ucup.
ADVERTISEMENT