Wajah Baru .Feast di Album Membangun & Menghancurkan

22 September 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
.Feast saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
.Feast saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Band .Feast menampilkan wajah baru di album Membangun & Menghancurkan yang dirilis pada 30 Agustus lalu. Dalam album Membangun & Menghancurkan, band beranggotakan Daniel Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha Putra (gitar), Dicky Renanda Putra (gitar), dan Fadli Fikriawan Wibowo (bas) ini membicarakan mengenai dinamika mereka selama 10 tahun belakangan.
ADVERTISEMENT
"Jadi Membangun & Menghancurkan mungkin bisa dibilang kayak membangun .Feast yang baru dan menghancurkan .Feast yang lama," kata Awan kepada kumparan, belum lama ini.
Dinamika yang terjadi di tubuh .Feast salah satunya adalah perubahan formasi band. Sang drummer, Adrianus Aristo Aryo alias Ryo Bodat, dinonaktifkan dari band karena dugaan kekerasan seksual.
Berkaca dari dinamika-dinamika yang ada, personel .Feast memutuskan untuk membuka lembaran baru. Keputusan itu mereka sampaikan saat rapat membicarakan mengenai pembuatan album baru.
"Kita bikin album baru dengan ilmu yang kita punya sekarang, tapi lupain kita pernah punya .Feast dan diskografi yang sudah terjadi 10 tahun belakang, anggap itu enggak ada. Yang dibawa cuma nama band-nya sama nama album," tutur Baskara.
.Feast saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Proses pengerjaan album Membangun & Menghancurkan berlangsung dari 2019. Lantaran ingin memperlihatkan nuansa berbeda, mereka mengganti materi-materi yang sudah disiapkan. Baskara dan kawan-kawan mempertahankan dua lagu lama, yakni Membangun sebagai lagu pembuka dan Menghancurkan sebagai lagu penutup. Sementara 13 lagu lainnya merupakan materi baru.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya, album ini secara literal setelah dibangun, sudah dikerjakan selama beberapa tahun, dibuang, dihancurin beneran dan dibikin dari nol lagi. Karena materi yang sekarang rilis bukan materi asli sebenarnya," ucap Baskara.
Citra band sosial politik selama ini melekat di tubuh .Feast. Adnan mengatakan citra itu mereka peroleh saat merilis album mini atau EP Beberapa Orang Memaafkan (2018). EP tersebut memuat sejumlah lagu hits seperti Peradaban dan Kami Belum Tentu. "Pas Multiverses (2017) kita enggak ada citra seperti itu," ujarnya.
Baskara mengatakan .Feast ingin menghapus citra sebagai band sosial politik lewat album Membangun & Menghancurkan. Sebuah citra yang bukan sengaja mereka ciptakan saat membentuk .Feast. Akan tetapi, secara tidak sengaja melekat di diri .Feast karena disematkan oleh orang-orang.
ADVERTISEMENT
"'Oh, ini yang lagunya dipakai buat demo terus band ini, buat konten TikTok yang isinya kritik pemerintah mulu.' Kami merasa membuat album ini (Membangun & Menghancurkan) kayak melepas dan membuang banyak banget topeng," kata Baskara.
.Feast saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Tapi bukan berarti .Feast menutup diri terhadap tema-tema sosial politik. Mereka masih mengangkat tema tersebut, namun dengan porsi yang tidak terlalu banyak. Awan mengatakan .Feast tidak harus membuat lagu bertema sosial politik full dalam satu album.
"Dalam satu album kita bisa ngomongin dinamika kita sebagai manusia yang lain. Kita juga ingin mewakili perasaan kita sendiri," tutur Awan.
Karena itu, masing-masing personel .Feast menuangkan kisah personal dalam empat lagu di album Membangun & Menghancurkan. Adnan menyampaikan pesan untuk anaknya lewat lagu Nina. Baskara membuat lagu tentang rasa takut kehilangan orang-orang terdekat dalam lagu o,Tuan.
ADVERTISEMENT
Kemudian Awan di lagu Langitruntuh menggambarkan mengenai kondisi pasangan sedang jatuh cinta tetapi dalam kondisi negara ataupun dunia yang carut-marut. Namun, saat bersama, mereka seolah merasakan tidak ada masalah apa pun di dunia ini. Sementara, Dicky menyumbang lirik lagu dalam Arteri yang menceritakan tentang pelarian dari kisah masa lalu.
Awan mengatakan sempat ada kekhawatiran apakah orang-orang akan merasa terwakili apabila .Feast membicarakan mengenai hal-hal di luar isu sosial politik. Nyatanya, mereka bisa melakukannya dalam album Membangun & Menghancurkan lewat lagu-lagu yang lebih personal. "Ternyata bisa, dan kita senang bisa keluar dari boks yang kita kejebak sendiri," ucapnya.
.Feast saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Setelah album Membangun & Menghancurkan dirilis tentu ada beragam pendapat yang muncul. Ada yang mengungkapkan bahwa album itu tidak terlihat seperti .Feast biasanya. "Ada yang bilang ini kurang sosial politik," ujar Awan.
ADVERTISEMENT
Namun, di sisi lain, Awan mengatakan, para personel merasa senang karena .Feast memperoleh pendengar baru lewat lagu-lagu yang tidak membicarakan mengenai isu sosial politik. Kemudian dari para pendengar yang mendengarkan lagu-lagu .Feast sebelum mereka lekat dengan band sosial politik.
Awan mengibaratkan perubahan .Feast seperti orang yang berdandan ketika keluar rumah. Tentu ada penilaian berbeda dari tiap orang terhadapnya. Sama seperti lagu-lagu yang .Feast buat di album Membangun & Menghancurkan.
"Mungkin kita nulis enggak kayak kita 'dandan' 10 tahun lalu atau 5 tahun lalu. Begitu keluar yang penting gue senang lagunya kayak begini, bentuk gue kayak begini," kata Awan.
Sementara itu, Adnan percaya bahwa tiap orang pasti berubah, entah mengikuti perubahan zaman atau keadaan. Adnan mengatakan, para personel .Feast juga berada dalam situasi seperti itu. Makanya, mereka melakukan perubahan di album Membangun & Menghancurkan.
ADVERTISEMENT
"Kita merasa enggak terlalu relevan saja dengan yang kita bicarakan waktu itu dengan keadaan kita sekarang, dengan kondisi kita sekarang, dan dengan apa yang kita ingin bicarakan sekarang, jadi again, Membangun & Menghancurkan itu the new .Feast, ya benar apa adanya," ucap Adnan.
.Feast saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Alasan Band .Feast Gaet 12 Produser di Album Membangun & Menghancurkan

Hal baru lainnya yang .Feast lakukan dalam album Membangun & Menghancurkan adalah mereka tidak memproduserinya seorang diri. Kali ini, .Feast melibatkan 12 produser, seperti Laleilmanino, Iga Massardi, Lafa Pratomo, dan Pandu Fathoni.
Awan mengatakan alasan menggaet sejumlah produser karena mereka ingin memperoleh referensi lain terkait lagu-lagu .Feast di album Membangun & Menghancurkan. Pemilihan produser didasarkan dari segi musik. Mereka menyerahkan demo untuk disempurnakan oleh produser yang dipilih. "Sound seperti ini cocok dilempar ke produser yang ini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
.Feast mempercayakan Pandu untuk memproduseri mereka dalam lagu Konsekuens dan Politrik. Kemudian, Lafa dalam lagu Langitruntuh. Sedangkan Laleilmanino dalam lagu Arteri dan Iga Massardi di lagu Masimarah.
Fokus utama .Feast mempercayakan produser lain untuk menggarap lagu-lagu di album Membangun & Menghancurkan karena mereka ingin mencoba musik baru. Ternyata, hal itu juga mendatangkan pendengar baru untuk mereka.
"Kayaknya objektifnya lebih ke mencoba musik baru. Kebetulan di musik-musik baru ini ada pendengar baru yang enggak tersentuh sama musiknya. .Feast selama 10 tahun ke belakang," kata Baskara.