Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Yayan Ruhiyan Hadirkan Bela Diri Etnik di Film Ben & Jody
6 Januari 2022 21:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Aktor Yayan Ruhiyan dipercaya untuk menjadi pemeran sekaligus fighting choreographer untuk film Ben & Jody . Film dari Visinema Pictures itu siap tayang pada 27 Januari 2022.
ADVERTISEMENT
"Karena itu, saya sebagai fighting choreographer, saya sangat sering berdiskusi dengan Mas Angga selaku sutradara. Bersama-sama, kami membicarakan dan membuat adegan berantem dari masing-masing karakter dengan sedetail mungkin," ungkap Yayan saat ditemui di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Rabu (5/1).
Di film Ben & Jody, dua tokoh utama, Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto), dihadapkan dengan oknum yang ingin mengambil lahan warga desa demi industrialisasi. Karena itu, keduanya bertemu dengan kelompok warga dari desa bernama Wanareja.
Karena latarnya di pedesaan, Yayan Ruhiyan pun membuat gerakan fighting yang unik. Ia pun menggabungkan berbagai unsur untuk menghadirkan gerakan itu.
ADVERTISEMENT
"Saya menyebutnya bela diri etnik. Jadi, silat, tapi tidak spesifik silat dari daerah mana. Mungkin itu beda yang paling mencolok dari gerakan koreo di sini dan di film lain," tuturnya.
Yayan juga sangat memperhatikan penokohan dari setiap karakter yang dihadirkan. Ia merasa perlu untuk melakukan itu, karena Ben & Jody menghadirkan banyak tokoh penting dari beragam latar belakang.
"Setiap karakter kami buat spesial dengan memiliki gaya bertarung mereka masing-masing," kata Yayan Ruhiyan.
"Karakter-karakter dari Desa Wanareja yang sudah akrab dengan bela diri, tentu treatment dan koreografi bertarungnya berbeda dengan karakter Ben dan Jody yang bisa dikatakan awam," sambungnya.
Bagi Yayan, film Ben & Jody memang merupakan fantasi dari seorang Angga Dwimas Sasongko. Namun, ia yakin, fighting yang ia hadirkan di film akan sangat nyata.
ADVERTISEMENT
"Kita semua mencoba untuk menyampaikan apa yang sebenarnya fantasi, tapi di layar bisa kelihatan realita. Jadi, semoga nanti tidak terlihat fighting di film ini adalah koreo, tapi real fight di sebuah situasi," ujarnya.