Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
K-Popedia: Konsep Girlband Cube Entertainment dari Masa ke Masa
8 September 2018 16:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Konsep karismatik memang sering dipilih oleh Cube sebagai konsep dari girlband besutan mereka. Baik, 4Minute, CLC dan (G)I-DLE, ketiganya memiliki konsep grup yang hampir mirip.
Tentunya, ini bukan diputuskan tanpa pertimbangan. Melalui konsep tersebut, ketiga girlband ini berhasil menarik perhatian para penggemar dari Korea Selatan dan juga internasional.
Seperti apa sebenarnya konsep girlband Cube Entertainment hingga saat ini? Yuk, simak dalam story berikut.
1. 4Minute
4Minute adalah K-Pop pertama yang dicetak oleh Cube Entertainment . Sejak debut di tahun 2009 hingga akhir karier mereka di tahun 2016, Hyuna, Sohyun, Jihyun, Gayoon, dan Jiyoon sempat menjajal berbagai konsep selama beraktivitas sebagai 4minute.
Dalam lagu debut ‘Hot Issue’, 4Minute tampil sebagai girlband yang unik nan nyentrik. Dengan lagu berirama dance-pop dan pakaian yang berwarna-warni sekaligus trendy, girlband ini berusaha menanamkan citra mereka sebagai salah satu girlband yang unik.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya tampil unik, 4Minute juga mencoba berbagai konsep lainnya. Contohnya, dengan bergaya seksi dalam lagu-lagu seperti 'Mirror Mirror' dan 'Volume Up'. Kemudian, mereka juga pernah menggunakan konsep playful-seksi dalam lagu seperti 'Whatcha Doin' Today' dan 'What's Your Name'. Meski tetap berusaha menonjolkan gaya sebagai girlband yang funky, dalam lagu-lagu ini, 4Minute lebih cenderung menggunakan gaya seksi. Ini terlihat dari koreografi dan juga arti lagunya.
Pada akhir masa karier mereka, 4Minute akhirnya mencoba bergaya girl crush, seperti dalam lagu 'Hate' dan 'Crazy'. Kelima wanita itu tampil dengan lagu berirama hip-hop yang kuat, riasan tebal nan tegas, juga koreografi kuat yang melengkapi konsep tersebut.
Dapat dikatakan, konsep ini membawa angin segar dalam karier 4Minute. Setelah lama berkecimpung di industri K-Pop, pada 2015, grup ini akhirnya mendapatkan peringkat pertama di chart musik World Albums Chart milik Billboard.
ADVERTISEMENT
Saat itu, lagu tersebut bahkan sempat menjadi lagu K-Pop dengan penjualan terbanyak di Amerika Serikat, menunjukkan penerimaan yang cukup baik dari kalangan internasional terhadap lagu yang kental bunyi elektroniknya itu.
Melanjutkan kesuksesan dari 'Crazy', pada Januari 2016, grup ini sempat beraktivitas dengan 'Hate', lagu berjenis dubstep yang diproduksi oleh DJ sekaligus produser musik internasional, Skrillex. Lagi-lagi, lagu ini pun mendapat pujian dari fans, terutama yang berasal dari luar Korea Selatan.
Meski demikian, kesuksesan itu tampaknya tak cukup untuk mengikat 4Minute sebagai grup. Di bulan Juni 2016, Cube Entertainment mengumumkan bahwa grup ini akan dibubarkan.
"Meskipun agensi telah berusaha meyakinkan mereka untuk melanjutkan grup ini, kami akhirnya menerima keputusan dari kelima orang anggota, bahwa mereka tidak akan lanjut sebagai grup," sebut perwakilan Cube, seperti dikutip Soompi.
ADVERTISEMENT
"Karena perbedaan opini di antara para anggotanya, demi segala niat dan tujuan yang ada, grup ini akan bubar," tambahnya.
Walau begitu, dapat dikatakan, 4Minute adalah tolok ukur Cube Entertainment terhadap girlband yang mereka miliki. Setelah 4Minute, kita dapat melihat bagaimana Cube Entertainment menerapkan konsep karismatik yang menyasar kepada girl crush di setiap girlband mereka yang lain.
2. CLC
Debut di tahun 2015, CLC adalah girlband kedua yang debut di bawah Cube Entertainment. Mereka memulai aktivitas di dunia hiburan Korea saat 4Minute, girlband pionir Cube, masih aktif.
Hingga saat ini, CLC dapat dikatakan begitu banyak berganti konsep dan masih mencari warnanya sendiri. Pada awal masa kariernya, CLC dicetak sebagai grup idola berkonsep pop yang ceria, menyegarkan, sekaligus sedikit funky. Hal ini terlihat dari lagu yang diberikan kepada mereka pada masa debut, yaitu ‘Pepe’.
ADVERTISEMENT
Mudah bagi penggemar untuk melihat bahwa dalam lagu itu, grup yang didirikan dengan formasi awal lima orang ini dimakudkan tampil sebagai penyanyi idola dengan konsep unik dan ceria.
Konsep ini masih terus berlanjut hingga ke beberapa lagu CLC selanjutnya, seperti ‘Eighteen’ dan ‘Question’. Bahkan, konsep serupa juga masih digunakan hingga mereka dua anggota baru, Elkie dan Eunbin, masuk di tahun 2016. Setelah adanya penambahan anggota pun, Cube masih berusaha memberikan konsep funky dan fresh kepada Crystal Clear (nama panjang CLC). Ini terlihat saat CLC merilis ‘No Oh Oh’ dan ‘High Heels’.
Akan tetapi, konsep itu kemudian berganti pada 2017, saat mereka merilis mini album ‘Cyrstyle’. Secara drastis, ketujuh perempuan yang biasanya tampil manis, tiba-tiba menggunakan konsep fierce, bold, dan menyasar kepada konsep girl crush. Hal ini terlihat jelas dalam gaya musik mereka yang tiba-tiba berubah ke arah EDM (electronic dance music)-trap, juga dari gaya fashion mereka yang tak lagi menggunakan warna-warna cerah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tak dapat dipungkiri pula bahwa dalam lagu ‘Hobgoblin’, CLC seolah bertransformasi menjadi ‘4Minute baru’. Gaya musik, juga rap dalam lagu ini nyaring dan khas Hyuna—mantan anggota 4minute yang ternyata juga produser untuk lagu tersebut.
Perubahan ini tentu mengingatkan fans pada 4Minute yang biasa bergaya seksi-feminin, berubah menjadi tegas dan berani pada lagu ‘Crazy’.
Elkie cs sempat mengeluarkan ‘Free’sm’ yang memiliki kesan retro-gelap. Namun, mereka kembali dengan lagu berjudul ‘Black Dress’ dan sekali lagi memilih menggunakan konsep bold.
Dalam lagu itu, ketujuh anggota CLC serempak menggunakan suit dan dress berwarna hitam, dengan riasan yang tegas. Lagunya juga dibuat mengarah ke sensual.
Dengan segala perubahan yang dilakukan CLC, pertanyaan yang tersisa hanyalah mengenai takaran kesuksesan yang sudah diraih oleh girlband ini. Terlepas dari berbagai eksperimen yang sudah dilakukan oleh Cube, CLC tampaknya masih harus berusaha lebih keras agar bisa mencapai posisi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Walau sudah tiga tahun berkarier dan mencoba beragam konsep, sayangnya, grup ini belum pernah sekalipun memenangkan acara musik Korea Selatan.
3. (G)I-DLE
(G)I-DLE adalah girlband eksperimen terbaru Cube Entertainment. Debut di tahun 2018, grup beranggotakan enam orang ini baru mengeluarkan satu buah mini album dan satu buah single.
Sejak awal debut, (G)I-DLE sudah mulai menggunakan konsep girl crush. Hal ini dapat terlihat jelas dari penampilan mereka untuk title track, mini album ‘I Am’, ‘Latata’. Lagu berirama moombahton ini menarik perhatian para penggemar, bukan hanya karena musiknya yang enak didengarkan, tetapi juga karena konsep yang digunakan oleh Sooyeon cs.
Dalam lagu tersebut, (G)I-DLE tak ragu tampil sebagai grup idola yang feminin, namun tetap terlihat ‘garang’ (fierce). Di tengah kepungan girlband yang tampil dengan konsep imut, mereka memilih untuk memperkenalkan diri sebagai grup idola yang berkonsep girl crush.
ADVERTISEMENT
Konsep ini juga kembali mereka gunakan dalam single terbaru mereka, ‘Hann (Alone)’. Dalam lagu yang terinspirasi dari musik Timur Tengah ini, Soyeon, Miyeon, Shuhua, Soojin, Yuqi, dan Minnie tampil sebagai wanita yang patah hati karena ditinggalkan kekasihnya, namun memutuskan tidak bersedih karenanya. Alih-alih, mereka menggambarkan perasaan seseorang yang ingin agar mantan kekasihnya itu pergi dan sengsara.
Pilihan Cube Entertainment untuk memberikan konsep girl crush kepada (G)I-DLE seolah semakin memperjelas keinginan agensi itu untuk memberikan konsep yang kuat kepada grup idola wanita debutannya. Akan menarik untuk menantikan apakah (G)I-DLE akan terus menggunakan konsep tersebut, atau justru akan banting setir dan mengubah warna konsep grup mereka.
Namun, jika mereka memilih konsisten dengan konsep girl crush sekalipun, girlband ini memiliki potensi besar untuk sukses. Hal ini terlihat dari penerimaan publik terhadap kedua lagu pertama mereka. Baik ‘Latata’ maupun ‘Hann’ mendapat sambutan cukup baik dari masyarakat Korea Selatan dan juga penggemar K-Pop internasional.
ADVERTISEMENT
Buktinya, ‘Latata’ berhasil membawa (G)I-DLE sebagai salah satu grup idola yang paling cepat memenangkan peringkat satu di acara musik Korea Selatan, yaitu dalam 20 hari saja.
Selain itu, lewat ‘Hann’ yang memiliki kesan lebih kelam namun seksi, mereka berhasil mendapatkan peringkat yang baik di chart musik Korea Selatan. Hingga beberapa minggu setelah dirilis, lagu ini masih berada di posisi 15 besar berbagai chart musik Korea Selatan, bersaing dengan lagu-lagu dari Twice, Mamamoo, Apink, juga Red Velvet.