Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, band Korea Selatan The Rose menuntut agensinya, J & Star Company, untuk membatalkan kontrak eksklusif mereka. Hal ini karena agensi dianggap tidak memberikan gaji yang sesuai kepada para anggota The Rose.
ADVERTISEMENT
Selain dianggap tidak memberikan gaji yang sesuai, J & Star Company juga disebut mematahkan kepercayaan serta melanggar sejumlah perjanjian kontrak dengan anggota The Rose. Alhasil, Woosung, Dojoon, Hajoon dan Jaehyeong mengajukan tuntutan untuk membatalkan kontrak.
J & Star Company pun membantah pernyataan yang diklaim oleh The Rose, dan mengatakan akan mengambil jalur hukum.
"'Pelanggaran kontrak eksklusif' yang diklaim The Rose tidak benar," ungkap perwakilan agensi.
“Kami memberikan informasi pembayaran untuk seluruh periode kontrak eksklusif kepada The Rose, dan kami mengkonfirmasi melalui dokumen bahwa mereka menerima informasi tersebut."
"Saat ini, The Rose menolak untuk berbicara dengan perusahaan, dan secara sepihak memberitahukan (perusahaan) tentang pemutusan kontrak, menolak untuk berpartisipasi dalam siaran dan pertunjukan yang dijadwalkan, yang telah mereka janjikan akan digelar dengan penggemar," tambah agensi.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, para anggota The Rose mengunggah pernyataan terbaru di akun Instagram pribadi mereka masing-masing, pada Selasa (03/03).
Unggahan tersebut berjudul ‘Sikap The Rose terkait pembatalan kontrak eksklusif dengan agensi’, dan disertai foto kontrak eksklusif mereka dengan agensi, sebagai bukti tambahan.
Dilansir Soompi, pernyataan tersebut dibuat melalui firma hukum LIWU, yang bertanggung jawab menangani tuntutan The Rose. Firma hukum tersebut menyatakan, sejak debut pada Agustus 2017, The Rose telah merilis lima album, melakukan tur dunia sekitar 50 kali di 20 negara, hingga tampil di ajang survival band, JTBC Superband.
Meskipun begitu, The Rose baru menerima pernyataan pembayaran pada Maret 2019. Padahal, agensi telah menjanjikan pernyataan pembayaran per bulan di awal perjanjian kontrak.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya pernyataan terkait pembayaran dari agensi di bulan Maret, ternyata The Rose baru menerima gaji pada akhir 2019. Bahkan, salah satu member malah mendapat nominal pembayaran yang minus, dan tidak mendapat gaji.
Akibat kejanggalan tersebut, firma hukum The Rose meminta agensi untuk memberikan dokumen, berupa bukti rinci pembayaran dalam 10 hari kerja. Namun, karena agensi tidak memberi respons, The Rose menuntut pembatalan kontrak pada 21 Februari 2020.
”Meskipun J & Star Company telah membalas (surat tuntutan) pada 27 Februari, tidak ada balasan yang berkaitan dengan dokumen detail pembayaran The Rose. Bersama alasan tidak adanya keuntungan yang tersisa, agensi mengancam The Rose dengan tuntutan legal kriminal perdata dengan denda miliaran won,” jelas pernyataan LIWU.
ADVERTISEMENT
Ancaman inilah yang membuat The Rose mengambil keputusan, untuk mengirimkan kontrak eksklusif mereka ke Dewan Arbitrase Komersial Korea untuk diverifikasi. Mereka juga mengajukan permohonan ke Pengadilan Distrik Pusat Seoul untuk menghentikan kontrak.
The Rose disebut hanya meminta jumlah yang pantas dan sesuai hak para anggota. Namun, karena agensi menolak permintaan tersebut, The Rose terpaksa meminta pembatalan kontrak dengan J & Star Company.
Anggota The Rose juga meminta maaf karena konfliknya ini telah membuat para penggemar cemas.
Reporter: Thahira