Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
2 Jenis Bedrest yang Sering Dianjurkan Dokter untuk Ibu Hamil
1 Mei 2018 9:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB

ADVERTISEMENT
Saat menjalani kehamilan, ada suatu kondisi dan situasi tertentu yang ‘mau tidak mau’ mengharuskan ibu hamil untuk ‘rehat sejenak’ atau bedrest. Ketika itu, ibu memang dianjurkan untuk lebih banyak istirahat dan menurunkan tingkat aktivitas.
ADVERTISEMENT
Tapi, tahukah Anda jika bedrest bagi ibu hamil ternyata ada jenisnya, Moms.

Secara umum, pengelompokkan bedrest dapat digolongkan menjadi bedrest ringan dan bedrest total. Penentuan apakah Anda harus menjalani bedrest ringan atau total sangat bergantung pada penyebab dan kondisi Anda.
Pada bedrest ringan, dokter biasanya masih memberikan izin ibu hamil untuk melakukan sejumlah aktivitas fisik. Tapi tentunya aktivitas yang ringan-ringan saja, Moms.
Saat menjalani bedrest ringan, Anda bisa meminta bantuan suami atau anggota keluarga yang lain untuk mengerjakan tugas rumah. Sementara Anda bisa sekadar berkeliling rumah untuk memastikan semua baik-baik saja, menyiapkan makanan sederhana dan praktis, melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, hingga melakukan perawatan kecantikan di rumah.
ADVERTISEMENT

Penyebab bedrest ringan ini bisa dicetuskan oleh adanya infeksi seperti: morning sickness yang cukup berat, tekanan darah tinggi (preeklampsia), hingga kemungkinan kehamilan kembar.
Sementara itu, bedrest yang membutuhkan kewaspadaan lebih atau bedrest total sering kali dianjurkan untuk melakukan pemulihan dengan istirahat total. Sehingga, aktivitas yang bisa dilakukan pun terbatas.

Misalnya seperti, membaca, browsing internet, berkirim email, mengobrol, menonton film hingga mempercantik diri atau sekadar bersantai untuk menambah mood positif.
Anda perlu melakukan bedrest total, di antaranya jika ada masalah dengan pertumbuhan janin, riwayat prematur persalinan, adanya gangguan mulut rahim, terjadi perdarahan, hingga kontraksi sebelum saatnya tiba.
Meski begitu, dikutip dari Mayoclinic ketika pada masa bedrest sebaiknya Anda menghindari hal-hal seperti, berhubungan seks, jongkok secara berulang, berjalan cepat atau latihan tubuh yang banyak melibatkan bagian tubuh bawah.
ADVERTISEMENT