3 Penyebab Berat Badan Susah Turun Setelah Melahirkan

2 Januari 2025 18:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berat badan susah turun setelah melahirkan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berat badan susah turun setelah melahirkan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Umumnya, berat badan perempuan akan meningkat secara drastis saat hamil. Hal ini karena tubuhnya mengalami perubahan yang signifikan untuk beradaptasi dengan perkembangan janin.
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian Michelle A Kominiarek dkk yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics & Gynecology bertajuk Gestational Weight Gain, kenaikan berat badan saat hamil dipengaruhi oleh bobot bayi, cairan ketuban, jaringan payudara, pembesaran rahim, dan lemak ekstra yang berfungsi sebagai cadangan energi untuk melahirkan dan menyusui.
Berat badan ibu akan berangsur-angsur berkurang setelah melahirkan sebab penyebabnya telah hilang. Namun, kenyataan tak selalu sesuai dengan teori.
Kebanyakan perempuan justru sulit menurunkan berat badan meskipun persalinannya sudah lama berlalu. Sebenarnya, apa penyebab berat badan susah turun setelah melahirkan?

Penyebab Berat Badan Susah Turun Setelah Melahirkan

Ilustrasi berat badan susah turun setelah melahirkan. Foto: Pixel-Shot/Shutterstock
Menurut laman Harrison Healthcare, ada tiga faktor utama yang menyebabkan perempuan kesulitan menurunkan berat badan setelah melahirkan. Apa saja?
ADVERTISEMENT

1. Perubahan Hormon

Setelah melahirkan, seorang ibu biasanya akan memasuki masa-masa penuh kekhawatiran. Apalagi jika ini pengalaman pertamanya dalam mengurus bayi.
Sang ibu mungkin akan terus-menerus khawatir pada buah hatinya. Mereka juga harus beradaptasi dengan gaya hidup baru. Semua itu bisa memicu hormon stres yang berpengaruh pada berat badan.
Saat seseorang stres, kadar kortisol dalam tubuhnya akan meningkat. Kemudian kortisol mendorong peningkatan hormon perangsang nafsu makan (ghrelin), sehingga ibu akan terus-menerus lapar.

2. Gangguan Tidur

Saat memiliki bayi, ibu akan mengalami perubahan pola tidur karena harus terbangun di tengah malam demi menyusui buah hati. Kurang tidur dapat membuat berat badan sulit turun, bahkan jadi lebih mudah bertambah.
Itu karena gangguan tidur menyebabkan ghrelin meningkat, sedangkan hormon rasa kenyang (leptin) menurun. Selain itu, kekurangan tidur juga membuat ibu mudah merasa lelah di siang hari.
ADVERTISEMENT
Ketika merasa sangat lelah, seseorang cenderung memilih makanan padat kalori dan dalam jumlah yang banyak. Akibatnya, tubuh makin lebar karena asupan kalori berlebih.

3. Menyusui

Ilustrasi ibu menyusui. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock
Banyak yang menduga bahwa menyusui akan sangat membantu para ibu dalam menurunkan berat badan. Faktanya, setiap ibu merasakan efek menyusui yang berbeda-beda.
Memang benar, menyusui membakar rata-rata 400-500 kalori per hari. Namun, hal ini tidak serta-merta membuat tubuh ibu jadi lebih langsing.
Ketika ibu menyusui, tubuhnya akan memproduksi hormon prolaktin yang membantu produksi ASI. Kabar buruknya, hormon tersebut juga sekaligus merangsang rasa lapar. Dalam beberapa kasus, prolaktin bahkan mendorong penyimpanan lemak dalam tubuh.
Tak cukup sampai di situ, menyusui juga bisa memicu nafsu makan sehingga menyebabkan ibu makan berlebihan. Alhasil, tubuh semakin sulit kembali ke bentuk ideal.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi, sebenarnya ibu menyusui tidak disarankan untuk mengurangi kalori secara drastis. Sebab, pengurangan kalori yang berlebihan dapat mengurangi kuantitas dan kualitas ASI.
Jadi, daripada fokus pada penurunan berat badan, lebih dianjurkan untuk memerhatikan kesehatan fisik dan mental di masa menyusui. Kalaupun tetap ingin menjalani program penurunan berat badan, sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan bayi.