4 Faktor yang Berpengaruh pada TInggi Badan Anak

23 Oktober 2022 10:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Faktor yang Berpengaruh pada TInggi Badan Anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Faktor yang Berpengaruh pada TInggi Badan Anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Orang tua mana yang tidak bahagia bila melihat anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Anda juga mungkin pernah merasa penasaran, seperti apa si kecil di masa yang akan datang. Misalnya bagaimana kepribadian, kecerdasan, hingga fisiknya--termasuk tinggi badan anak.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, sejak bayi Anda mungkin bertanya-tanya apakah anak akan memiliki tubuh tinggi. Selama ini, faktor yang paling berperan dalam pertumbuhan tinggi badan anak berasal dari genetika. Ada pula faktor nutrisi yang didapat selama masa tumbuh kembangnya. Namun, bila ditanya, bisakah tinggi badan anak diprediksi sejak bayi?
"Jawabannya adalah tidak ada cara ilmiah berbasis bukti untuk memprediksi tinggi badan. Faktor yang lebih besar untuk dipertimbangkan adalah genetika, nutrisi, dan lingkungan," jelas Dokter Anak Dr. Mona Amin, DO, FAAP, seperti dikutip dari Romper.
Sementara Dokter Anak Dr. Yamileth Cazorla-Lancaster, DO, MPH, MS, FAAP, menekankan panjang lahir pada bayi tidak bisa secara kuat memprediksi tingginya hingga dewasa. Oleh sebab itu, dalam sebuah keluarga, berat dan tinggi badan setiap anggotanya bisa berbeda-beda meskipun dibesarkan dalam lingkungan yang sama.
Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki. Foto: Shutterstock
Nah Moms, yuk, pahami lebih dalam soal beberapa faktor yang bisa memengaruhi tinggi badan anak sejak ia masih bayi.
ADVERTISEMENT

Beragam Hal yang Pengaruhi Tinggi Badan Anak

1. Orang Tua Biologis
Faktor utama yang tentunya paling berpengaruh adalah genetika dari orang tua. Tinggi badan ayah ibunya bisa memengaruhi seberapa tinggi anak mereka nanti. Bila orang tuanya tinggi, maka susunan genetik bayi pun kemungkinan juga akan membuat mereka tinggi.
"Cara terbaik untuk dapat memperkirakan kisaran tinggi dewasa untuk seorang anak adalah dengan menghitung tinggi tengah orang tua. Jadi, jumlahkan tinggi badan orang tua, lalu dibagi dua. Lalu ditambahkan (untuk anak laki-laki) atau dikurangi (untuk anak perempuan) 2,5 inci atau sekitar 6,35 sentimeter," jelas Dr. Cazorla-Lancaster. Namun, bila tinggi sebenarnya anak berbeda dengan prediksi yang telah dibuat, jangan kaget karena memang pertumbuhannya bisa berbeda kok, Moms.
ADVERTISEMENT
2. Pertumbuhan Tingginya saat Balita
Ternyata, jika saat beranjak balita dan memiliki tinggi badan di atas rata-rata umurnya, maka ada kemungkinan mereka akan tetap bertumbuh lebih tinggi hingga dewasa. Sebuah studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam Annals of Human Biology menemukan bahwa meskipun korelasi antara panjang lahir bayi dan tinggi badan orang dewasa lemah, namun pada saat anak usia 4 tahun, akan mulai muncul kecenderungan untuk tinggi badannya. Pada anak laki-laki sekitar 64 persen, dan 44 persen untuk anak perempuan.
Khusus untuk anak laki-laki, anak-anak yang tingginya di atas rata-rata umurnya saat berusia 4 tahun maka kemungkinan akan tinggi juga saat dewasa. Namun, ketika sudah mengalami pubertas, ada berbagai faktor lain yang dapat memengaruhi tinggi badan anak. Namun ingat ya, prediksi ini bukan menunjukkan hitungan yang pasti.
ADVERTISEMENT
3. Anak Berjenis Kelamin Laki-laki
Ilustrasi anak laki-laki. Foto: Shutterstock
Jika Anda punya anak laki-laki, maka kemungkinan besar akan lebih tinggi daripada anak perempuan. Data dari NCD-RisC --jaringan ilmuwan kesehatan di seluruh dunia yang bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan tinggi rata-rata pria sekitar 4,5 inci (sekitar 11 cm) lebih tinggi daripada wanita. Oleh karena itu, panduan berat badan, panjang dan lingkar kepala bayi laki-laki akan lebih besar daripada anak perempuan.
4. Asupan Nutrisi
Anak tidak akan mencapai pertumbuhan tingginya dengan baik bila tidak mendapat nutrisi yang tepat. Namun, apa yang dimakan sejak bayi sebenarnya tidak benar-benar membantu mereka tumbuh lebih tinggi saat dewasa, tapi hanya bersifat mendukung pertumbuhannya. Jika seorang anak mengonsumsi makanan penuh buah dan sayuran, mendapatkan asupan air yang cukup, dan hidup sehat, maka perkembangan kognitif dan pertumbuhan fisiknya lebih maksimal.
ADVERTISEMENT
"Jika seorang anak kekurangan gizi, maka pertumbuhannya bisa terhambat. Bila seorang anak tidak mengonsumsi kalori yang cukup, tinggi badan biasanya akan ikut berpengaruh setelah berat badan dan sebelum lingkar kepala," tutup Dr. Cazorla-Lancaster.