4 Jenis Tahi Lalat pada Bayi

21 Juni 2022 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tahi lalat pada bayi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tahi lalat pada bayi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ada beberapa bayi yang lahir dengan tahi lalat di tubuhnya. Selain muncul saat lahir, tahi lalat juga bisa muncul seiring pertumbuhan si kecil, dan terjadi pada sekitar 1-3 persen bayi.
ADVERTISEMENT
Umumnya, beberapa tahi lalat dapat muncul di kulit atau selaput lendir di bagian tubuh bayi. Tahi lalat sebagian besar berwarna coklat, tetapi ada juga yang berwarna merah, merah muda, atau hitam.
Seiring berjalannya waktu, tahi lalat mungkin bisa menjadi lebih gelap, memiliki rambut kecil di atasnya, atau memiliki tekstur yang menonjol.
Ilustrasi tahi lalat di belakang telinga bayi. Foto: Shutter Stock
Semua tahi lalat terdiri dari melanosit, atau sel yang memproduksi melanin–pigmen yang memberi warna pada kulit manusia. Bila pigmen tersebut membentuk sebuah kelompok, maka tahi lalat dapat terbentuk. Konsentrasi atau kadar melanosit pada tahi lalat akan menentukan jenis tahi lalat yang tumbuh pada kulit bayi.
Dikutip dari Mom Junction, berikut beberapa jenis tahi lalat yang mungkin bisa muncul pada bayi.
ADVERTISEMENT

Jenis - jenis Tahi Lalat pada Bayi

1. Tahi lalat kongenital
Tahi lalat kongenital biasanya muncul di kulit bayi saat lahir atau muncul saat usia satu tahun. Tahi lalat ini merupakan salah satu jenis tahi lalat yang langka karena hanya sekitar 1 dari 20.000 bayi baru lahir yang memilikinya.
Umumnya, tahi lalat ini tumbuh secara kebetulan dengan ukuran yang berbeda-beda, mulai dari kecil, besar, hingga besar. Namun, tahi lalat kongenital ukuran kecil dan sedang lebih sering terjadi.
2. Tahi lalat displastik
Tahi lalat displastik atau kenal dengan tahi lalat atipikal biasanya berukuran beberapa milimeter. Jenis tahi lalat ini bentuknya tidak beraturan dan bagian tengahnya bisa lebih gelap. Dalam beberapa kasus, munculnya tahi lalat ini disebabkan oleh faktor genetik.
ADVERTISEMENT
Namun Moms, tahi lalat jenis ini memiliki pola pertumbuhan atipikal saat diperiksa di bawah mikroskop sehingga meningkatkan risiko berkembang menjadi kanker. Dengan demikian, anak yang memiliki tahi lalat displastik perlu perawatan khusus seperti menghapus tahi lalat menggunakan laser.
Ilustrasi tahi lalat besar pada bayi. Foto: Shutterstock
3. Spitz nevi
Spitz nevi cukup sering tumbuh dengan warna merah muda dan menonjol. Namun, seiring berjalannya waktu, tahi lalat tersebut akan berubah menjadi warna hitam dan coklat. Beberapa di antaranya mungkin mengeluarkan cairan atau darah, tergantung teksturnya.
Jenis tahi lalat ini sering disalahartikan sebagai melanoma (sejenis kanker kulit). Sehingga, dokter perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
4. Tahi lalat umum
Jenis tahi lalat ini biasanya terjadi secara acak pada tubuh bayi dengan karakteristik yang tidak menyerupai jenis tahi lalat lainnya. Selain itu, tahi lalat umum biasanya tumbuh dengan jumlah yang lebih sedikit dan berukuran kurang dari lima milimeter. Warnanya pun bisa berbeda-beda, seperti merah muda atau coklat.
ADVERTISEMENT