4 Kesalingan Suami Istri agar Rumah Tangga Mendapat Ridha Allah SWT

29 Juni 2020 18:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan suami istri muslim. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan suami istri muslim. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap pasang suami istri sepatutnya sama-sama berusaha menjaga rumah tangga mereka sebaik mungkin. Namun memang, hubungan suami istri tidak selamanya mesra dan lancar-lancar saja. Di sinilah suami maupun istri perlu bisa mengendalikan agar segala perselisihan maupun pertengkaran tidak jadi besar atau berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dalam membina keluarga yang harmonis juga dibutuhkan kesalingan atau timbal balik antara suami dan istri. Ya Moms, terlebih di zaman seperti pada saat ini, masih ada sebagian orang yang menganggap bahwa posisi perempuan itu jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki. Padahal di mata Allah SWT, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kedudukan yang setara.
Demikian ujar aktris sekaligus Ustazah Oki Setiana Dewi dalam Webinar bertajuk 'Digital Live Series #6 Kesalingan Suami Istri dalam Keluarga Muslim', Sabtu (20/6) lalu. Lebih lanjut, ia menjelaskan agar rumah tangga Anda dan suami senantiasa bahagia dan diridai Allah SWT, ada 4 kesalingan yang dapat dilakukan. Apa saja?
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto: Shutterstock

1. Kesalingan bantu membantu dalam kebaikan dan mencegah kemungkaran

Oki Setiana Dewi mengatakan sudah seharusnya pasangan suami istri dapat saling menolong, baik di kala susah maupun senang, dan tentunya dalam hal baik bukan hal buruk. Sebagaimana hal ini juga tersirat dalam Surat At Taubat ayat 71 yang isinya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
لْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
(Wal-mu`minụna wal-mu`minātu ba'ḍuhum auliyā`u ba'ḍ, ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkari wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa yu`tụnaz-zakāta wa yuṭī'ụnallāha wa rasụlah, ulā`ika sayar-ḥamuhumullāh, innallāha 'azīzun ḥakīm)
Artinya: "Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
"Contoh sederhana kalau kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, konflik yang sering terjadi dalam rumah tangga adalah hubungan istri yang kurang baik dengan mertua, yang perempuan. Tetapi kembali lagi kita pada ayat ini, seorang istri akan berusahan sekuat tenaga dalam pertolongan Allah untuk bia menolong suaminya berbakti kepada ibunya. Bukan malah mengatakan pilih saya atau ibu kamu,"
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto: Shutterstock

2. Kesalingan dalam memenuhi hak dan kewajiban

Setelah berumah tangga, kewajiban suami adalah mencari nafkah, menjadi tulang punggung keluarganya. Sehingga, ia harus memenuhi kewajibannya dengan baik. Hal itu juga tersirat dalam Surat An Nisa ayat 34.
ADVERTISEMENT
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
(Ar-rijālu qawwāmụna 'alan-nisā`i bimā faḍḍalallāhu ba'ḍahum 'alā ba'ḍiw wa bimā anfaqụ min amwālihim, faṣ-ṣāliḥātu qānitātun ḥāfiẓātul lil-gaibi bimā ḥafiẓallāh, wallātī takhāfụna nusyụzahunna fa'iẓụhunna wahjurụhunna fil-maḍāji'i waḍribụhunn, fa in aṭa'nakum fa lā tabgụ 'alaihinna sabīlā, innallāha kāna 'aliyyang kabīrā)
Artinya: "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
ADVERTISEMENT
Selain memberi nafkah berupa materi, suami juga punya hak memberikan nafkah batin kepada istrinya. Adapun kewajiban seorang istri adalah menjadi wanita yang saleha. Menurut Oki, wanita yang taat kepada Allah SWT, mereka secara otomatis akan taat juga kepada sang suami dan dapat menjaga diri saat suaminya tidak ada.
Ilustrasi pasangan suami istri muslim. Foto: Shutterstock

3. Kesalingan dalam menghebatkan

Ketika menikah, itu artinya dua insan telah menyatu untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Namun di samping itu, suami istri juga harus bisa saling mendukung satu sama yang lain.
"Misalnya dalam bidang keilmuan, suami ingin istrinya cerdas, istri pun juga memiliki keinginan suami cerdas. Jangan anggap suami atau istri saingan. Misalnya, istri enggak boleh pintar dari suami," tutur Oki.
ADVERTISEMENT
"Kalau dari perspektif saya, keduanya harus hebat. Suami hebat, istrinya juga harus hebat. Keduanya harus bangga. Tetap saling support, saling menghebatkan satu sama lain," sambungnya.
Ilustrasi mencium pasangan. Foto: Shutterstock

4. Kesalingan dalam senantiasa memupuk cinta

Dalam berumah tangga, suami istri juga harus terus memanjatkan doa kepada Allah SWT agar keluarganya selalu diselimuti dengan rasa cinta. Adapun hal ini juga tersirat dalam surat Al Furqan ayat 74.
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
(Wallażīna yaqụlụna rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a'yuniw waj'alnā lil-muttaqīna imāmā)
Artinya: "Dan orang orang yang berkata: 'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa."
ADVERTISEMENT
Apa lagi? Pasangan suami istri harus bisa saling memaafkan, Moms. Bukan meminta maaf. Oki menjelaskan bahwa di dalam Al Quran banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan 'mudah memaafkan' atau 'memaafkan'. Itu artinya, baik istri ataupun suami diharapkan dapat menjadi orang yang berlapang dada ketika salah satu pasangannya tengah melakukan suatu kesalahan.
"Jadi, untuk bisa untuk terus memupuk cinta itu saling sabar satu sama lain dan bisa untuk saling memaafkan satu sama lain, untuk membuka lembaran yang baru, kehidupan rumah tangga yang baru, kehidupan rumah tangga yang sama-sama kita ingin menuju surganya Allah SWT," tutupnya.