4 Penyebab Anak Sering Iri dengan Teman atau Saudaranya

29 Januari 2019 11:41 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dua anak perempuan bermain pasir (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dua anak perempuan bermain pasir (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Rasa iri atau cemburu terhadap orang lain kerap dialami oleh setiap orang, tak terkecuali anak-anak. Anak Anda juga bisa merasakan cemburu dan iri kepada teman-teman, atau bahkan saudaranya sendiri, Moms.
ADVERTISEMENT
Rasa cemburu yang terus dibiarkan bisa berakibat buruk untuk anak. Ia bisa saja merasa rendah diri, menganggap orang lain yang diirikan sebagai musuhnya, merasa tak berdaya karena tak mampu, mengisolasi diri, bahkan bisa berujung bullying.
Penyebabnya bisa bermacam-macam. Melansir Moneycrashers, 4 hal ini biasanya jadi penyebab umum anak cemburu dengan teman atau saudaranya.
1. Iri karena mainan
Moms, pernahkan anak Anda merengek minta dibelikan mainan karena semua temannya punya? Hal itu tampaknya terjadi hampir di semua anak-anak.
Jika anak Anda mengalami hal itu, coba ajari si kecil untuk bersyukur. Beri pengertian ke anak Anda bahwa setiap keluarga punya kondisi keuangan yang berbeda. Jadi saat Anda tidak membelikannya mainan bukan berarti Anda tak menyayanginya, tapi bisa karena Anda memang belum ada uang untuk memenuhi keinginannya.
ADVERTISEMENT
Lalu, ajak anak mengalihkan fokusnya dari barang-barang yang diinginkan dengan cara lain, seperti menghabiskan waktu yang lebih banyak untuk bermain bersama, ajak mereka main permainan yang sudah ada di rumah misalnya.
Ketika rasa iri itu hadir, jadikan sebagai momen yang pas untuk mengajarinya menabung. Beri si kecil pengertian seperti, "Nak, kalau kamu mau beli mainan itu, yuk, kita nabung dulu. Kamu sisihkan uang jajan kamu, trus kamu tabung di celengan. Nanti kalau sudah cukup tabungannya baru kita beli, ya".
2. Cemburu atas kepintaran dan keterampilan temannya
pahami 10 hal yang sebabkan anak tidak semangat belajar (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
pahami 10 hal yang sebabkan anak tidak semangat belajar (Foto: Shutterstock)
Rasa iri terhadap kemampuan temannya lama-lama bisa juga membuat anak Anda merasa rendah diri, tidak merasa kompeten, dan mengabaikan bakatnya sendiri. Maka dari itu, bila ia cemburu karena temannya yang jago sepak bola, coba tanamkan ke dirinya jika ia pun juga bisa. Asalkan ia mau berlatih lebih giat lagi agar bisa semahir temannya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, tanamkan ke dirinya bahwa jago olahraga atau memiliki keterampilan yang luar biasa bukan merupakan tolok ukur rasa sayang yang Anda berikan untuk anak. Jelaskan bahwa Anda menghargai apapun usaha si kecil untuk bisa berhasil.
3. Kecemburuan sosial
Semakin bertambahnya usia anak, ia bisa saja mengalami drama sosial yang terjadi di antara teman-temannya. Si kecil mulai bisa iri dengan popularitas temannya, atau ia iri karena tidak diajak menginap bersama dengan salah satu teman dekatnya.
Saat anak Anda mengalami hal ini, yang perlu Anda lakukan ialah mengajaknya bercerita. Biarkan ia mengeluarkan keluh kesahnya, dengarkan si kecil dan cari solusinya bersama-sama. Beri si kecil pengertian, tidak perlu harus iri dengan kehidupan orang lain. Tanamkan pada dirinya untuk menjadi diri sendiri.
ADVERTISEMENT
4. Iri ke saudara
Ilustrasi balita sulit fokus saat diajak komunikasi. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi balita sulit fokus saat diajak komunikasi. (Foto: Shutterstock)
Ini bisa menjadi rasa iri yang paling sulit dihadapi, Moms. Cemburu dengan saudara sendiri sebetulnya normal, namun bukan berarti bisa terus dibiarkan.
Untuk mengatasinya, coba ubah perilaku Anda agar anak tak merasa Anda pilih kasih. Usahakan untuk selalu bersikap netral dalam memberikan perhatian ke semua anak. Belikan anak-anak barang hanya sesuai kebutuhannya, misalnya membelikan kakak tas baru bila memang ia membutuhkan, atau belikan adik sepatu bila ia benar-benar butuh. Dan yang terpenting, Moms, kenali karakter masing-masing anak Anda. Dukung dan jangan banding-bandingkan karakter si kakak dan adik.
Penulis: Nanda Saputri