Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Anda hanya harus tahu cara bijak menghadapinya. Bagaimana kiat yang bisa Anda lakukan? Berikut ini kumparanMOM rangkum sebagai berikut:
Bantu akui perasaannya
Marah adalah momen ketika anak meluapkan emosi dalam dirinya. Entah karena kesal, kecewa, merasa tidak bisa, hingga sebetulnya ia sendiri tak tahu bagaimana perasaannya. Maka, bantulah ia untuk mengakui perasaan marahnya.
Anda bisa mengatakan, “Adik sedang marah ya? Dari tadi membuka tutup botol tapi tidak bisa kemudian membanting? Boleh merasa marah, tapi tidak boleh merusak barang ya, kita bisa menyelesaikannya bersama.”
Tawarkan bantuan
Tahan diri Anda untuk tidak fokus pada kerusakan akibat kemarahan anak, tapi fokuslah pada penyelesaian masalah. Tawarkan bantuan kepada anak untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkannya. Misal, Anda bisa berkata “Sayang, kamu bisa minta tolong kalau kesulitan. Sini Mama bantu.”
ADVERTISEMENT
Jangan banding-bandingkan
Terkadang Anda gemas dengan ulah anak saat marah, lantas membanding-bandingkan dengan anak tetangga atau saudara yang terlihat lebih ‘tenang’. Eits, hati-hati bukannya memotivasi anak bisa jadi malah membuat anak terluka. Bahkan, sampai dendam dan membenci Anda. Maka, sebaiknya tidak dilakukan, Moms.
Adalah lebih baik berempati terhadap emosi yang sedang anak alami, Moms.
Dorong perasaan positif
Sebaliknya, Anda perlu mendorong perasaan positif kepada anak. Misalnya, memuji pengalaman baik anak ketika sedang tidak marah. Peluk dan eluslah si kecil sambil Anda jelaskan jika ketika ia marah dan merusak barang itu bukan tindakan baik.
Selain itu, bila anak mendapati hal-hal yang tak berkenan baginya, lebih baik dikomunikasikan dan disertai alasan yang jelas. Misalnya, si sulung tidak suka kalau adik membuat kamar berantakan.
ADVERTISEMENT
Beri kesempatan ekspresikan marah
Beri ‘ruang’ untuk anak meluapkan emosi marahnya dengan bebas. Misalnya, Anda bisa melibatkan anak pada aktivitas fisik sepeti memukul bantal empuk, berlari, berenang, yang tentunya jauh dari benda-benda yang berbahaya, Moms. Bisa jadi anak menjadi lebih lega setelah meluapkan kekesalannya, sebab emosi marah membuat adrenalin terpompa dan detak jantung meningkat.