7 Fakta Seputar Bayi yang Lahir Melalui Operasi Caesar

12 Agustus 2020 18:40 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Melahirkan normal atau dengan operasi caesar? Bagaimana kelak persalinan berlangsung, memang kerap menimbulkan kebimbangan hingga kekhawatiran ibu hamil.
ADVERTISEMENT
Beberapa ibu, bisa saja merasa khawatir bila harus melahirkan melalui operasi caesar. Mengkhawatirkan keselamatan dan kesehatan bayi yang akan dilahirkan misalnya. Apakah Anda termasuk yang mengalaminya, Moms?
Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui bahwa dalam banyak kasus, dokter akan memilih persalinan pervaginam atau persalinan normal daripada caesar. Alasannya adalah bahwa persalinan pervaginam hampir selalu dianggap lebih aman bagi ibu dan bayi kecuali jika kondisi kesehatan yang ekstrim mengharuskan sebaliknya.
Namun, seringkali operasi caesar dilakukan dalam keadaan darurat karena kondisi menunjukkan bahwa ibu atau bayi berisiko mengalami masalah potensial. Jika kesehatan ibu atau bayi terancam, operasi caesar bisa menjadi alternatif langsung untuk menyelamatkan nyawa.
Dokter tentunya juga akan sangat berhati-hati akan keselamatan Anda maupun bayi. Tapi bila memang harus melaluinya, Anda pun perlu tahu fakta-fakta seputar bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar, Moms.
Ilustrasi melahirkan dengan operasi caesar. Foto: Shutterstock

Kondisi Bayi yang Dilahirkan Melalui Operasi Caesar

Melahirkan melalui operasi caesar membawa serta pengalaman dan tantangan tersendiri. Tak hanya soal pemulihan pascapersalinan, tapi juga terkait kondisi kesehatan dan tantangan yang akan dihadapi bayi saat baru lahir hingga jangka panjang. Apa saja misalnya? kumparanMOM merangkumnya berikut ini:
ADVERTISEMENT
1.Bakteri usus / mikrobioma yang berbeda
Berbagai penelitian telah membuktikan, Bakteri usus di dalam manusia terbukti bertanggung jawab atas banyak faktor kesehatan. Ketika seorang bayi lahir melalui vagina, usus mereka menjadi terpapar dengan bakteri menguntungkan yang ditemukan di jalan lahir. Bayi juga akan terpapar bakteri dari kulit ibu. Bakteri usus ini membentuk dasar mikrobioma khas yang berperan untuk sistem kekebalan tubuh bayi, Moms.
Saat lahir dengan operasi caesar, bayi kehilangan bakteri ini. Alih-alih, bayi kemungkinan terpapar oleh bakteri lain yang ada di rumah sakit. Ini membuat bayi yang lahir melalui operasi caesar akan lebih sulit melawan penyakit dan mungkin mengalami keterlambatan perkembangan.
Bayi yang lahir melalui operasi caesar mungkin tertunda melakukan kontak kulit dengan Ibu Foto: Shutterstock
2.Kesempatan Kontak Kulit dengan Ibu Mungkin Tertunda
ADVERTISEMENT
Saat bayi baru saja lahir ke dunia, WHO dan Ikatan Dokter Anak Indoensia (IDAI) merekomendasikan proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sesegera mungkin dilaksanakan selama sekurang-kurangnya 1 jam. Dalam proses inilah, akan terjadi kontak kulit atau skin to skin contact antara ibu dengan si kecil.
Tentu saja bukan tanpa alasan. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari skin to skin contact ini, Moms. Antara lain untuk mentransfer bakteri sehat seperti yang sudah dijelaskan di atas, menjaga suhu tubuh bayi, memulai menyusui, dan mempercepat kelekatan ibu dengan bayi.
Nah, dalam persalinan caesar, kesempatan ini mungkin tertunda. Sebab biasanya bayi yang lahir melalui operasi caesar dipindahkan segera setelah operasi ke penghangat di tangan dokter dan perawat.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, penundaan kontak kulit-ke-kulit, pemisahan ibu-bayi pascabersalin, hingga kesulitan memproses kelahiran dan trauma terkait, semuanya dapat memengaruhi seberapa baik ikatan ibu dengan bayinya. Ikatan yang tertunda dapat menjadi hal yang sulit untuk dihadapi karena kerap membuat ibu merasa bersalah dan tidak mampu, yang dapat menyebabkan depresi pascapersalinan dan gangguan suasana hati pascapersalinan lainnya.
ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
3.Cairan Ekstra!
Bayi yang lahir melalui operasi caesar akan memiliki cairan ekstra yang dapat menyebabkan masalah. Kenapa bisa begitu?
Selama persalinan normal atau pervaginam, bayi mendapatkan tekanan yang panjang untuk bisa melalui jalan lahir. Tindakan ini akan membantu memeras cairan dari paru-paru sebagai persiapan untuk pernapasan yang sehat.
Dengan operasi caesar, bayi tidak sempat 'diperas' sehingga akan memiliki cairan ekstra setelah keluar dari perut ibu. Akibatnya, bayi mungkin akan mengalami kesulitan bernapas, batuk untuk mengeluarkan cairan berlebih, atau terdengar "berair" saat bernapas dalam beberapa hari pertama kehidupannya.
ADVERTISEMENT
ibu dan bayi baru lahir Foto: Shutterstock
4.Kepala Bayi
Pelat pada tengkorak bayi saat lahir sangat lembut dan fleksibel untuk memudahkan perjalanan saat lahir. Itulah kenapa wajar bila bayi yang lahir melalui vagina punya kepala peyang atau tidak bulat sempurna pada hari pertama setelah lahir.
Berbeda dengan bayi yang lahir melalui operasi caesar. Kondisi kepala mereka akan tergantung pada berapa lama dan seberapa rendah bayi duduk di jalan lahir.
Bayi Prematur Foto: Shutterstocks
5.Prematuritas
Bayi yang lahir dengan operasi caesar elektif (operasi caesar yang dilakukan tanpa alasan medis, melainkan atas permintaan) memiliki risiko lebih tinggi lahir prematur atau prematur terlambat.
Perlu dicatat, keduanya membawa serta masalah kesehatan yang menyertai prematuritas, seperti kesulitan bernapas, masalah perkembangan, dan kesulitan menyusui, Moms.
ADVERTISEMENT
Karena itu, lebih baik hindari menjadwalkan operasi caesar kecuali diperlukan secara medis. Jika dokter Anda menyarankan agar operasi caesar diperlukan, cari tahu apakah Anda bisa melahirkan sendiri sebelum menjalani operasi caesar. Ini akan membantu memastikan bahwa bayi Anda lahir pada waktu yang tepat.
ilustrasi ibu menyusui bayi baru lahir Foto: Shutterstock
6.Menyusui Bisa Jadi Lebih Sulit
Penelitian terus menunjukkan bahwa bayi yang lahir dengan operasi caesar memiliki lebih banyak kesulitan dengan menyusui. Hal ini dapat disebabkan oleh sejumlah tantangan, seperti keterlambatan kontak kulit-ke-kulit dan inisiasi menyusui dini (IMD); rasa sakit dari pemulihan bedah, yang dapat mengganggu menggendong bayi untuk menyusui; hingga daya isap lemah dan / atau pelekatan yang buruk.
Apa yang dapat Anda lakukan? Bila memang harus melahirkan caesar, temui dan berdiskusilah dengan konselor menyusui sedini mungkin dan sesering yang diperlukan sejak Anda masih hamil!
ADVERTISEMENT
7.Masalah kesehatan tambahan
Semakin banyak penelitian yang membuktikan bahwa operasi caesar dikaitkan dengan masalah kesehatan jangka pendek dan jangka panjang untuk bayi.
Masalah jangka pendek termasuk kesulitan bernapas, risiko laserasi kepala / wajah akibat operasi, kesulitan menyusui, dan ikatan yang tertunda. Sementara masalah jangka panjang yang mungkin terkait dengan operasi caesar adalah peningkatan risiko asma, obesitas, dan keterlambatan perkembangan.
Tapi jangan berkecil hati, Moms. Anda perlu ingat, seperti kebanyakan masalah kesehatan bayi dan anak-anak, intervensi dan pengobatan dini adalah kunci kesehatan di masa depan.
Jadi bila memang harus melahirkan melalui operasi caesar karena ada indikasi medis tertentu, coba saja bicarakan berbagai kondisi tersebut di atas dengan dokter maupun pasangan Anda. Semoga Anda akan dapat mengatasi berbagai tantangan bersama-sama.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.