7 Tes untuk Bayi di Dalam Kandungan saat Ibu Hamil Lewat 40 Minggu

27 November 2019 8:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu hamil - POTRAIT Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu hamil - POTRAIT Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menjelang akhir masa kehamilan, dokter atau bidan akan lebih cermat dalam mengamati kesehatan Anda dan bayi di dalam kandungan, terutama setelah minggu ke-40. Ya Moms, ibu hamil dikatakan melahirkan cukup bulan jika usia kandungannya 37 hingga 42 minggu. Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu tergolong postterm atau lewat waktu.
ADVERTISEMENT
Bayi yang tinggal di dalam rahim lebih lama dari waktu itu berisiko menghadapi berbagai masalah, misalnya menjadi terlalu besar untuk keluar melalui vagina, mengalami penurunan fungsi plasenta, atau berkurangnya cairan ketuban. Untuk itu, jika di usia kandungan 40 minggu Anda belum merasakan tanda-tangan ingin melahirkan, dokter mungkin akan memeriksakan kondisi kesehatan bayi Anda melalui beberapa jenis pemeriksaan seperti yang dilansir What to Expect berikut ini. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi bayi di dalam kandungan baik-baik saja atau tidak.
ibu hamil: Shutterstock
Jumlah Tendangan
Jumlah gerakan janin yang Anda catat dapat menjadi salah satu petunjuk tentang kondisi bayi Anda, meskipun mungkin kurang akurat. Sepuluh gerakan per jam biasanya cukup menentramkan. Jika kurang daripada itu, akan dilakukan pemeriksaan lainnya.
ADVERTISEMENT
Uji Nonstres atau Nonstress Test (NST)
Anda akan terhubung dengan alat pemantau janin di ruang praktik dokter untuk memantau denyut jantung bayi dan reaksinya terhadap gerakan. Anda akan diminta menekan sebuah tombol setiap kali merasakan gerakan bayi. Pemantauan berlangsung selama 20-40 menit. Dari tes ini, dokter bisa mendeteksi jika janin mengalami gangguan.
perut ibu hamil Foto: Shutterstock
Uji Stres Kontraksi
Jika hasil uji non stres kurang jelas, dokter mungkin akan melakukan uji stres, Moms. Pemeriksaan yang dilakukan di rumah sakit ini menguji reaksi bayi Anda terhadap tekanan akibat kontraksi rahim untuk memperkirakan reaksi bayi ketika berlangsungnya persalinan.
Pada uji coba yang lebih rumit dan menyita banyak waktu ini, Anda akan dihubungkan dengan alat pemantau janin. Apabila kontraksi tidak muncul dengan sendirinya, Anda akan diberi infus oksitosin dosis rendah untuk mempercepat kontraksi. Reaksi janin terhadap kontraksi menunjukkan kondisi yang mungkin dialaminya dan plasentanya.
ADVERTISEMENT
Jika hasil cukup jelas, percobaan persalinan ini dapat memperkirakan apakah janin akan tetap aman berada di dalam rahim, apakah ia dapat bertahan dengan baik menghadapi tekanan dan dorongan pada persalinan yang sebenarnya.
Stimulasi Akustik Janin
Dalam uji nonstres jenis ini, suatu alat penghasil suara dan getaran diletakkan pada perut ibu untuk mengetahui reaksi janin terhadap suara atau getaran. Tes ini berguna apabila uji NST masih diragukan.
Umbilical Artery Doppler Velocimetry
Pemeriksaan ini menggunakan alat USG untuk melihat aliran darah yang melalui pembuluh nadi tali pusar. Aliran yang lemah, terhenti, atau terbalik menunjukkan janin tidak memperoleh makanan yang memadai dan mungkin tidak tumbuh baik.
ibu hamil ke dokter Foto: Shutterstock
Profil Biofisik (BPP)
Dengan bantuan alat USG, BPP umumnya dapat memeriksa beberapa aspek kehidupan di dalam rahim seperti pernapasan, gerakan, dan kemampuan janin untuk membengkokkan jemari tangan atau kaki, serta volume cairan ketuban. Apabila semuanya normal, bayi Anda mungkin baik-baik saja. Apabila beberapa diantaranya tidak jelas, pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi bayi.
ADVERTISEMENT
Profil Biofisik dengan Modifikasi
Teknik ini menggabungkan uji nonstres dengan pemeriksaan volume cairan ketuban. Apabila cairan ketuban terlalu sedikit, janin mungkin tidak menghasilkan air seni dalam jumlah tidak berfungsi secara normal. Jika janin bereaksi dengan baik pada uji nonstres dan volume cairan ketubannya memenuhi syarat, kondisinya mungkin baik-baik saja.