8 Kondisi Sakit Anak yang Sebaiknya Tak Perlu Masuk Sekolah

13 September 2024 14:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sekolah sakit. Foto: kornnphoto/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sekolah sakit. Foto: kornnphoto/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang tua banyak yang membiarkan anaknya tidak masuk sekolah saat sakit. Ketika anak bangun dengan keadaan tidak enak badan, Anda mungkin bingung memutuskan apakah ia tetap harus di rumah atau sebenarnya masih cukup aman untuk pergi ke sekolah.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, banyak orang tua yang mungkin belum memahami batasan kapan anak harus beristirahat di rumah, dan kapan mereka tetap perlu pergi ke sekolah.
Ketika mengizinkan anak untuk di rumah saja, Anda mungkin jadi khawatir si kecil harus mengejar ketertinggalan pelajaran. Semisal Anda yang sehari-hari bekerja, maka harus mengajukan cuti untuk bisa merawat anak yang sakit.
Di sisi lain, Anda juga tidak ingin membiarkan anak sekolah dalam keadaan sakit, karena mungkin ia jadi tidak fokus belajar. Belum lagi bila sakit yang dialami anak bersifat menular, maka Anda tentunya tidak ingin sakitnya jadi menular ke teman-teman sekelasnya.
Menurut asisten profesor klinis pediatri di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Andrew Bernstein, MD, demam, pilek parah, dan batuk merupakan gejala paling umum untuk membuat anak tidak masuk sekolah.
ADVERTISEMENT
Pada beberapa anak yang mengeluhkan sakit kepala dan sakit perut itu bisa disebabkan banyak hal, seperti kecemasan, dehidrasi, masalah penglihatan, sembelit, hingga refluks asam dibandingkan penyakit menular.
Agar lebih jelas, Anda bisa memahami beberapa kondisi kesehatan ini sebelum memutuskan anak boleh absen sekolah atau tetap boleh bersekolah.

Gejala Sakit Anak yang Sebaiknya Tidak Perlu ke Sekolah

Ilustrasi Anak Demam Foto: Chanintorn.v/Shutterstock
1. Demam
Dikutip dari Very Well Health, ketika suhu tubuh anak di atas 3,5 derajat celcius, ahli menyarankan agar anak tetap di rumah dan tidak masuk sekolah. Setidaknya, tunggu dulu selama 24 jam pertama tanpa mengonsumsi obat apa pun sampai demamnya reda. Namun, bila demam masih berlanjut, Anda bisa memberikan obat seperti ibuprofen untuk menurunkan demamnya.
ADVERTISEMENT
2. Batuk Terus-menerus
Batuk dapat menyebarkan kuman dan menularkan ke teman-teman sekelasnya. Jadi, bila anak mengalami batuk berdahak atau sesak napas, sebaiknya biarkan ia beristirahat di rumah.
Beberapa penyebab ini membuat batuk anak dapat menular, yaitu infeksi saluran pernapasan atas (pilek, flu) atau infeksi saluran pernapasan bawah (bronkitis atau pneumonia).
3. Pilek Parah
Jika hidung anak mengeluarkan ingus secara terus-menerus, ada kemungkinan ia terserang flu atau virus pernapasan lainnya. Jadi, ketika anak terlihat sulit bernapas, lendir yang mengental, sampai harus sering membuang ingus, maka biarkan ia beristirahat di rumah ya, Moms.
4. Muntah
Ada berbagai alasan anak muntah, seperti rasa gugup, salah makan, atau bermain terlalu keras. Tetapi, bila anak muntah disertai dengan sakit perut, demam, diare, atau sekadar merasa tubuh tidak enak, maka biarkan ia beristirahat sampai tidak lagi merasa mual.
ADVERTISEMENT
5. Diare
Anak-anak masih lebih mungkin sulit mengendalikan diri saat mengalami diare dibandingkan orang dewasa. Diare yang dialami anak umumnya disebabkan oleh infeksi gastrointestinal yang cenderung dapat menular. Beberapa penyebab diare pada anak yang tidak menular seperti alergi makanan, penyakit celiac, radang usus, atau pertumbuhan bakteri berlebih di usus halus.
Ilustrasi anak sakit perut. Foto: Shutterstock
Jika anak mengalami diare, biarkan ia mereka di rumah saja setidaknya dalam 24 jam pertama sampai gejalanya hilang. Dan jangan lupa, pastikan ia tetap terhidrasi dengan tercukupi kebutuhan cairannya, terutama juga diare disertai muntah.
6. Sakit Tenggorokan
Jika anak mengeluhkan tenggorokannya sakit, maka bisa jadi ia menderita penyakit, seperti alergi, pilek, hingga radang tenggorokan. Mengingat penyebabnya bisa berbagai macam, Anda sebaiknya membiarkan anak tidak masuk sekolah bila terlihat gejala, seperti: kesulitan menelan, demam, pilek atau batuk, amandel bengkak, muncul bercak putih di bagian belakang tenggorokan, hingga kelenjar getah bening yang membengkak.
ADVERTISEMENT
7. Sakit Mata
Mata yang merah dan gatal bisa membuat anak tidak nyaman mengikuti pelajaran di sekolah. Namun, waspadai juga kondisi infeksi mata seperti konjungtivitis yang bisa sangat menular. Infeksi mata biasanya dimulai dari satu mata, lalu dapat menyebar ke mata satunya.
Biarkan anak tidak pergi ke sekolah bila ia mengalami tanda-tanda, seperti: mata merah, kelopak mata bengkak, muncul kotoran terus-menerus, merasa sesuatu yang mengganjal, mata terus mengeluarkan cairan, hingga sensitivitas terhadap cahaya.
Cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk diberi obat atau antibiotik untuk mengatasi masalah mata yang dialaminya, sampai ia akhirnya merasa lebih nyaman untuk pergi ke sekolah.
8. Ruam Tubuh
Ruam memiliki banyak penyebab yang tidak akan menular, seperti alergi, eksim, atau iritasi. Namun, ruam-ruam ini umumnya tidak berbahaya. Berbeda bila anak mengalami penyakit kulit yang sangat menular, seperti kudis, campak, atau cacar air.
ADVERTISEMENT
Waspadai juga beberapa penyebab ruam tubuh yang dapat menular, seperti demam scarlet, impetigo, kurap, hingga penyakit tangan, kaki, dan mulut. Biasanya, anak akan diberi pengobatan dengan antibiotik. Dan setelah mengonsumsinya dalam 24 jam pertama, ia mulai bisa kembali ke sekolah. Tetapi, jangan lupa konsultasikan ke dokter terlebih dahulu tentang kondisinya, ya!