Anak dengan Autisme, Kapan Sebaiknya Disunat?

21 Mei 2022 19:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sunat pada anak dengan autisme. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sunat pada anak dengan autisme. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bagi yang beragama Islam, sunat atau khitan bagi anak laki-laki memang hukumnya wajib. Namun selain itu, sunat memang disarankan untuk anak laki-laki karena banyak manfaat untuk kesehatan. Mulai dari mengurangi risiko infeksi saluran kemih dan peradangan penis, mencegah penyakit menular seksual dan risiko HIV.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, mengajak anak dengan autisme untuk sunat mungkin bisa lebih menantang bagi orang tua. Sebab umumnya, si kecil cenderung kurang tenang hingga bisa menimbulkan tantrum, sehingga prosesnya bisa lebih rumit dan lama.
Lantas, adakah waktu yang tepat bagi orang tua untuk melakukan sunat pada anak dengan autisme?

Kata Dokter soal Waktu Terbaik untuk Anak Autisme Disunat

Ilustrasi sunat pada anak autis. Foto: AFP/Mohd Rasfan
Menurut Dokter sekaligus Praktisi Khitan Gemuk, Estetis dan Khitan Modern, dr. Akhmad Fahrur Rhozy, pada umumnya sunat sudah bisa dilakukan sejak usia bayi. Namun, ketika ingin dilakukan saat umurnya sudah lebih besar dan baru ketahuan si kecil berkebutuhan khusus, orang tua perlu melakukan pendekatan khusus kepada anak serta berkonsultasi dengan dokter.
"Sampai dia sudah tahapan berani. Berani secara umur skala 5 hingga 10 tahun anak kadang sudah minta sunat," kata dr. Rhozy dalam acara diskusi 'Sunat untuk Anak dengan Autisme: Kapan Waktu yang Tepat?' yang digelar secara virtual oleh Yayasan MPATI, Jumat (20/5).
ADVERTISEMENT
Menariknya, ia menemukan anak dengan autisme justru sebenarnya lebih paham kapan ia sudah bisa disunat. Meski tidak diucapkan secara langsung, tetapi anak menunjukkan tanda-tanda kurang nyaman dengan kondisi penisnya.
"Anak autis jangan salah, kadang dia lebih paham ternyata. Misalnya, beberapa kasus dia sendiri ngeluh kalau sudah mulai sakit dan tak nyaman, sambil dia nunjuk bagian bawah atau penisnya itu," ungkap dia.

Cara Edukasi Agar Anak dengan Autisme Mau Disunat

Ilustrasi sunat. Foto: Irfan Adi Saputra
Orang tua sangat berperan penting dalam mengedukasi anak agar mau disunat. dr. Rhozy menjelaskan, sebelum melakukan sunat, ia akan bertanya-tanya terlebih dahulu pada orang tua tentang kondisi autismenya, apakah bisa diajak komunikasi, dan bagaimana berinteraksi dengan anaknya.
"Ada anak yang masih tantrum dan ada yang ternyata sudah gampang diedukasi. Dan biasanya apa saja yang perlu orang tua siapkan? Biasanya orang tua mulai edukasi ke anak gimana sih sunat itu, apa yang dilakukan, memotong apa. Misal, tujuannya apa? Untuk menjaga kebersihan utamanya supaya saat dia pipis enggak ada tersisa di ujung kulup. Jadi buat dia lebih aware," jelas dr. Rhozy.
ADVERTISEMENT
Ia pun biasanya menyarankan orang tua agar banyak-banyak memberikan edukasi dengan kata-kata positif. Sehingga, dapat memberikan rasa tenang pada anak dan mau melakukan sunat seperti yang dijelaskan ayah dan ibunya.
"Saya biasanya tanamkan hal-hal positif. Seperti kata-kata disuntik kita hilangkan, ganti kata-kata positif seperti masukkan obat atau semprot, tapi ada rasa enggak enak tapi cuma dua kali. Itu biasa saya lakukan, setidaknya anak tahu mau lakukan apa," tutup dia.