Anak Kecanduan Gadget, Perlukah Dibawa ke Psikiater?

2 November 2019 12:28 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi anak menggunakan gadget Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi anak menggunakan gadget Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat anak sulit lepas dari gadget, orang tua tentu khawatir. Apalagi, bila sampai anak sampai lupa belajar, lupa kerjakan PR, bangun selalu kesiangan, sering membolos sekolah, atau marah ketika gadget atau gawainya diambil.
ADVERTISEMENT
Hati-hati Moms, semua ini merupakan beberapa ciri umum adiksi atau kecanduan gadget pada anak. Demikian menurut Sri Mulyani, , Psikolog Klinis RSJD Amino Gondhohutomo, Semarang.
"Mengganggu aktivitas sehari-hari, kalau sudah sampai adiksi harus segera diobati," katanya.
Sri menyampaikan hal ini terkait dengan adanya 8 anak yang harus harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) tempatnya bertugas karena kecanduan gadget.
ilustrasi kecanduan gadget pada anak Foto: Shutterstock
"Dari delapan itu, usia termuda sekitar anak-anak usia SD kelas 4-5. Kemudian usia SMP karena masa remaja yang rasa ingin tahunya tinggi semua (di gadget) dibukakan," kata Sri, Kamis (31/10).
Sri memaparkan, kedelapan anak ini marah dan mengalami tantrum (ledakan emosi yang sulit dikendalikan--red) parah ketika gadget-nya diambil. Bahkan ada yang susah diajak komunikasi karena asik dalam gadget-nya.
ADVERTISEMENT
Ia pun menejelaskan bahwa kebanyakan dari mereka kecanduan gawai karena senang bermain game, terutama game online.
Ilustrasi obat-obatan. Foto: Shutter Stock
Anak-anak dengan kondisi seperti ini, menurut Sri, perlu segera ditangani dan mau tidak mau memerlukan obat untuk menenangkannya.
Untuk itu ia menyarankan, anak yang dirasa kecanduan gadget dibawa ke psikiater untuk kemudian tes kondisi selama 21 hari.
"Penanganan harusnya di psikiatri, dokter jiwa, ada obat-obatan agar anak tenang. Setelah kondisi baik maka ada terapi psikologis," katanya.
Sri tak menampik stigma RSJD hanya untuk orang gila atau gangguan jiwa akut saja. Hal ini menjadi salah satu faktor terlambatnya penanganan pada anak yang kecanduan gadget.
"Banyak orangtua tidak menyadari anak ketergantungan gadget apalagi harus datang ke RSJ, stigmanya masih gitu (RSJ untuk orang gila)," tuturnya.
anak main gagdet Foto: Shutterstock
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, sepaham dengan Sri Mulyani. Ia menambahkan, secara medis dengan bermain gadget berlebihan bisa mempengaruhi hormon Dopamin.
ADVERTISEMENT
Hormon Dopamin adalah senyawa kimia dalam otak yang memiliki fungsi mengatur gerakan tubuh, Moms. Ketika dopamin dilepaskan dalam jumlah besar, ini akan menciptakan perasaan senang yang memotivasi untuk mengulang perilaku tertentu.
ilustrasi ibu dampingi anak saat menggunakan gadget Foto: Shutterstock
Nah, hormon ini seharusnya seimbang. Sehingga ketika berlebih akan mengganggu kejiwaan dan ketika kurang bisa menimbulkan parkinson.
Itulah kenapa menurut Abdul Hakam dan Sri Mulyani, peran orang tua sangat penting untuk pendampingan serta pengawasan penggunaan gadget oleh anak. Begitu juga dengan kesigapan orang tua, untuk cepat mencari bantuan bila menangkap adanya tanda atau gejala kecanduan pada anak-anaknya.