news-card-video
25 Ramadhan 1446 HSelasa, 25 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Anak Kerap Mengelopek Kulit Akibat Stres, Apakah Bisa Dihentikan?

22 Maret 2025 12:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak mengupas kulit bibirnya. Foto: Ole.CNX/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Anak mengupas kulit bibirnya. Foto: Ole.CNX/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Anak yang mengetahui kulitnya terkelupas mungkin akan penasaran untuk mengelopeknya. Perilaku ini umumnya terjadi pada remaja dan anak-anak di bawah 10 tahun. Namun, kebiasaan yang terus berlanjut bisa berubah menjadi gangguan mengorek kulit (skin picking), Moms.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah studi kasus yang meneliti pasien dengan gangguan eksoriasi (gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan terus menggaruk, mencungkil, atau mencakar kulitnya), ditemukan bahwa mereka menunjukkan 28,48 kali lebih tinggi terkena gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Menurut, beberapa tanda anak yang didiagnosis gangguan skin picking, antara lain:
- Mengorek kulit secara berulang-ulang hingga menyebabkan lesi
- Upaya berulang kali untuk mengubah perilaku
- Mengorek kulit yang berujung menjadi stres berat, berdampak buruk pada kesehatan mental, hingga mengganggu aktivitas anak
- Mengorek kulit yang tidak berhubungan dengan efek obat atau kondisi medis seperti kudis
Mom Junction melansir, penyebab pasti kebiasaan ini masih belum diketahui. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan mengelopek kulit terus-menerus lebih sering dialami dengan anak dengan OCD, atau keluarga mungkin memiliki kecenderungan genetik yang sama.
ADVERTISEMENT
Depresi berat dan gangguan kecemasan merupakan gangguan kejiwaan lain yang paling umum muncul bersamaan dengan skin picking. Dalam beberapa kasus, peristiwa atau situasi tertentu yang membuat stres dapat memicu perilaku mengelopek kulit pada anak-anak. Sebaliknya, beberapa anak lainnya mungkin melakukan hal ini  karena merasa senang atau lega.
"Kecemasan dapat menyebabkan perilaku mengelopek kulit, karena adanya hubungan antara stres dan perkembangan, atau memburuknya kebiasaan tersebut," ujar psikiater bersertifikat dari Texas, AS, Dr. Jared Heathman.
"Oleh karena itu, ketika seorang anak merasa cemas, mereka mungkin lebih cenderung melakukan perilaku berulang, seperti mengelopek kulitnya untuk mengatasi stres atau kecemasan mereka. Selain itu, mengelopek dapat menjadi kebiasaan atau perilaku kompulsif untuk mengelola kecemasan mereka, meskipun bisa memperburuk gejalanya," lanjut dia.
Ilustrasi anak menggaruk kulit. Foto: Thinkstock

Cara Menghentikan Anak yang Kerap Mengelopek Kulit

Nah Moms, penanganan untuk gangguan ini tergantung kemauan dan kesiapan anak. Tetapi, orang tua bisa melakukan beberapa tips penanganan ini:
ADVERTISEMENT
1. Beri Penutup
Anda bisa menggunakan plester antiseptik untuk mencegah anak menggaruk kulitnya. Meski tidak akan langsung menghilangkan kebiasaan, tetapi pendekatan ini bisa membantu mengalihkan perhatian dan mencegah anak bertindak impulsif.
2. Terapi Perilaku Kognitif
Ini merupakan perawatan yang dianggap berhasil pada anak dengan kebiasaan mengelupas atau mengelopek kulit. Terapi ini berfokus dengan mengajari anak mengatasi stres dan kecemasan secara lebih efektif.
Bila gangguannya sudah parah, maka penting untuk mencari tahu pemicunya terlebih dahulu. Kemudian, bantu si kecil menemukan cara bersama untuk menghindari atau mengendalikan pemicu, baik dengan teknik relaksasi atau pengalihan sementara. Lalu, carilah bantuan terapis yang dapat membantu anak mengelola perasaan maupun kecemasannya.
Sementara bagi luka di kulit yang sudah telanjur ada, maka bersihkan luka dengan air terlebih dahulu. Bila dokter meresepkan salep atau petroleum jelly, maka pakailah di area yang terluka. Kemudian, tutupi area tersebut dengan perban dan ganti plester jika kotor. Jangan lupa, potong kuku secara rutin untuk menghindari luka tajam pada kulitnya.
ADVERTISEMENT