Anak Minta Hadiah Terus, Orang Tua Harus Bagaimana

4 Juli 2019 11:30 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu dan anak Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu dan anak Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Waktu Ramadhan kemarin, anak minta hadiah bila berpuasa. Lalu minta hadiah Lebaran yang lebih istimewa. Saat kenaikan kelas, ia minta hadiah lagi. Kok jadi minta hadiah terus? Bila tidak dipenuhi, anak tidak mau menurut, jadi ngambek atau marah. Aduh, apakah si kecil seperti ini, Moms?
ADVERTISEMENT
Memang, mendapat hadiah itu menyenangkan. Memberi anak hadiah juga bisa berguna untuk mempertahankan suatu perbuatan, membentuk perilaku atau mengubah kebiasaan tertentu.
Meski begitu, orang tua perlu waspada! Menurut psikolog Henny E Wirawan, M.Hum yang juga merupakan staf pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, pemberian hadiah juga berpotensi mengganggu pembentukan kepribadian anak.
Dalam bukunya "Anakku, Buah Hatiku", Henny menjelaskan, agar pemberian hadiah bisa bermakna dan berdampak positif, sebaiknya orang tua memerhatikan beberapa hal berikut ini:
Ilustrasi hadiah untuk idola. Foto: Pixabay/StockSnap
Memberi hadiah, harus jelas tujuannya. Kalau mau memberi hadiah pada anak untuk menghargai prestasinya, maka pastikan hadiah tersebut bisa memperkuat usaha si kecil untuk berprestasi lebih baik lagi di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Tapi jangan sampai hadiah jadi alasan atau digunakan untuk mengiming-imingi atau menyogok anak supaya rajin belajar atau menunjukkan prestasi ya, Moms! Hadiah sebaiknya jadi pelengkap kegembiraan atas keberhasilan anak, bukan syarat agar anak meraih prestasi.
Jadi katakan, "Ibu bangga, kamu sudah belajar dengan sungguh-sungguh dan lebih sering latihan soal sehingga nilai-nilai kamu ini jadi lebih bagus," di akhir semester. Bukannya bilang, "Kalau kamu bisa dapat nilai 9, ibu akan kasih hadiah!" di awal semester.
ilustrasi anak sekolah. Foto: Shutter Stock
Perhatikan juga kapan Anda memberi anak hadiah, Moms. Menurut Henny, pemberian akan lebih berkesan jika disampaikan pada saat-saat istimewa. Misalnya ketika anak berulang tahun, hari raya keagamaan atau di momen kenaikan kelas.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, Anda boleh memberi anak hadiah di hari-hari biasa. Namun, jangan terlalu sering! Apalagi jika sering memberi hadiah untuk sekadar memenuhi permintaan anak. Misalnya jika anak merengek, memaksa, apalagi mengancam atau menakut-nakuti orang tua.
Kenapa? Meski sayang dan uangnya ada misalnya, anak juga perlu belajar menghemat dana, menabung dan membelanjakan uang dengan cermat dan bijak sesuai kebutuhan. Pemahaman akan hal ini akan berguna hingga kelak ia dewasa.
Sebaliknya, memberi anak sesuatu ketika anak berperilaku buruk hanya akan melatih anak jadi pribadi yang tidak baik di kemudian hari. Anak akan terbiasa jadi manipulator untuk sesuatu yang ia inginkan.
ilustrasi anak menggunakan gagdet dari orang tua Foto: Shutterstock
Hadiah yang kita berikan pada anak juga perlu disesuaikan dengan usia dan kebutuhannya. Bagaimana memastikannya?
ADVERTISEMENT
Henny memberi tips, setiap hendak memberi anak hadiah, tanyakan pada diri sendiri: apakah hadiah ini bermanfaat bagi anak saya? Sudah perlukah anak saya memilikinya? Jika sudah, untuk keperluan apa? Bagaimana kelak saya dapat mengawasi penggunaan benda itu? Apakah benda ini aman untuknya?
Semoga dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita bisa memilih hadiah untuk anak dengan lebih bijak lagi.