Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Hampir satu bulan belakangan, anak-anak mengikuti imbauan pemerintah untuk belajar dari rumah. Tujuannya tentu untuk memutus rantai penularan virus corona di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selama belajar dari rumah, praktis pengawasan guru tidak bisa maksimal seperti saat anak beraktivitas di sekolah. Oleh sebab itu, dalam situasi seperti ini, peran Anda sebagai orang tua sangat dibutuhkan, Moms.
Ya, membimbing anak belajar dari rumah tentu bukan hal yang mudah, apalagi ketika si kecil sudah mulai tidak fokus, entah karena bosan atau merindukan suasana belajar di kelas. Kondisi ini pun kerap membuat banyak orang tua pusing dan memikirkan cara agar anak kembali bersemangat belajar dari rumah.
Nah Moms, terkait hal itu, menurut Psikolog Anak, Anastasia Satriyo M.Psi., Psi, yang pertama kali perlu Anda lakukan adalah memberikan pemahaman pada anak bahwa berada di rumah dalam kurun waktu cukup lama seperti ini bukanlah momen liburan. Ya, anak harus paham, bahwa ia punya tanggung jawab untuk tetap belajar meski tidak pergi ke sekolah. Tentunya, orang tua juga perlu menjelaskan soal pandemi COVID-19 hingga dampaknya pada kehidupan.
ADVERTISEMENT
"Karena ini kan bukan liburan, ini sekolah di rumah karena situasi ada virus, ini yang kita ciptakan dulu. Kalau liburan boleh main, tapi kan ini sekolah yang dipindah di rumah, jadi kamu harus tetap belajar. Nanti kalau sudah masuk lagi tidak ketinggalan pelajaran. Jadi perlu di-brief dulu, dijelaskan dulu ke anak," ujar Psikolog Anak, Anastasia Satriyo M.Psi., Psi, saat dihubungi kumparanMOM, belum lama ini.
Setelah itu, Anda perlu redam emosi si kecil jika ia mempertanyakan sampai kapan ia harus belajar dari rumah. Ketika ia sudah memahaminya, buatlah jadwal belajar harian. Gunanya, supaya ia dapat disiplin dengan waktu. Sehingga anak Anda tidak akan menganggap belajar dari rumah sama dengan libur sekolah. Penting juga untuk membuatkan anak jadwal belajar dengan desain visual yang menarik, Moms.
ADVERTISEMENT
"Jadwal anak itu efektifnya dengan visual, butuh gambar visualnya, kalau di TK itu biasanya ada simbolnya, misalnya jam makan, jam duduk di meja. Sebetulnya anak SD, SMP dan SMA pun juga butuh desain visual kayak gitu, tinggal sesuaikan aja desainnya. Sebenarnya otak manusia didesain untuk punya rutinitas, ada jadwal," jelas Anastasia.
Perlu dipahami bahwa untuk membuat jadwal anak, Anda perlu merundingkannya dengan si kecil. Terutama jika ia sudah berusia 5 tahun ke atas. Menurut Anastasya, anak di atas 5 tahun sudah tidak bisa dididik atas dasar keinginan orang tuanya saja. Sehingga sebaiknya, Anda berunding bersama untuk mencapai keputusan. Hal tersebut juga akan mengajarkannya berlatih tanggung jawab pada apa yang ia pilih.
ADVERTISEMENT
Ketika Anda sudah membuatkannya jadwal, berikanlah waktu transisi buat si kecil. Misalnya, '15 menit lagi kita sudah mau mulai belajar matematika, ya'. Anda juga dapat mengganti kata belajar dengan ucapan perilaku spesifiknya, seperti 'ayo kita mulai berhitung'. Sebab, anak-anak di atas 5 tahun terkadang bisa merasa terganggu dengan kata 'belajar'.
Jangan lupa untuk memberikan waktu istirahat ya, Moms. Pasalnya, kemampuan fokus pada anak adalah 2 sampai 3 kali usianya.
"Jadi kalau usianya masih 4 tahun atau 5 tahun berarti kemampuan dia fokus sih ngomong atau berbuat sesuatu paling 10 atau 15 menit kalau usia 5 tahun. Jadi perlu kita kasih break," tambahnya.
Yang tak kalah penting, Anda sebaiknya tidak boleh terlihat stres di depan anak. Jika Anda stres, si kecil pun bisa turut stres sehingga untuk belajar pun ia tidak fokus dan dapat berpengaruh pada kesehatan mentalnya.
ADVERTISEMENT