Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Anak SD Kelas 6 di Jambi Punya Tinggi Badan 2 Meter, Kok Bisa Ya?
15 Mei 2024 17:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Muhammad Sagil, anak berusia 12 tahun di Kerinci, Jambi, mencuri perhatian publik. Anak kelas 6 sekolah dasar ini menyedot perhatian lantaran tinggi badan nya mencapai hampir 2 meter, yakni 195 cm. Jauh lebih tinggi dari teman-teman seusianya.
ADVERTISEMENT
Kedua orang tua Sagil tingginya normal. Anggota keluarganya yang lain juga tak ada yang tingginya menonjol sepertinya. Susi Herlina, ibunda Sagil, mengatakan anaknya saat lahir memiliki berat badan dan tinggi yang normal. "Berat badan 3,5 kg dan panjang badan 50 cm," ujarnya, Sabtu (11/5).
Menurutnya, tinggi Sagil mulai tampak mencolok sejak kelas 4 SD. Lantas, apa penyebab Sagil punya badan setinggi itu?
Penjelasan Dokter soal Anak SD Punya Tinggi 2 Meter
Menanggapi fenomena Sagil, Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp.A menyebut, Sagil kemungkinan mengalami gigantisme. Gigantisme adalah gangguan pertumbuhan yang menyebabkan anak-anak tumbuh sangat tinggi dan besar sehingga terlihat seperti raksasa.
"Kondisi ini disebabkan oleh produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan. Anak dengan gigantisme itu tubuhnya cenderung lebih tinggi dan lebih besar daripada anak-anak seusianya," ujar Dokter Aisya kepada kumparanMOM, Senin (13/5).
ADVERTISEMENT
Dokter Aisya mengungkap gigantisme merupakan kondisi langka. Gigantisme biasanya disebabkan tumor jinak yang ada di kelenjar hipofisis atau pituitari.
Gigantisme ini berbeda dengan akromegali. Akromegali umumnya terjadi pada orang dewasa dan sering terdiagnosis di usia 30 sampai 50 tahun. Sedangkan gigantisme ini terjadi sebelum akhir masa pubertas.
Umumnya, anak seusia Sagil memiliki tinggi badan antara 140 cm sampai 160 cm.
Gejala Gingantisme pada Anak
Bila anak muncul gejala-gejala gigantisme, orang tua perlu waspada. Beberapa gejala gigantisme yang dapat terdeteksi, yakni:
-Tinggi dan berat badannya di atas rata-rata anak seusianya.
-Ukuran tangan dan kakinya sangat besar dan tebal.
-Dahi dan dagunya berukuran lebar.
- Bentuk wajahnya kasar.
Selain itu, gigantisme juga ditandai dengan beberapa gejala lain, seperti:
ADVERTISEMENT
-Sering sakit kepala.
-Masa pubertasnya terlambat.
-Mengalami gangguan tidur.
-Bila perempuan ada ASI yang keluar sebelum waktunya.
-Siklus menstruasi tidak teratur.
-Keringat yang berlebih.
-Mudah lelah.
-Adanya gangguan penglihatan.
Bila ada tanda seperti itu segera bawa ke dokter supaya bisa dilakukan intervensi secepatnya. Biasanya dokter menyarankan beberapa pemeriksaan seperti tes darah, MRI, dan CT scan.
"Untuk pengobatannya ada yang dilakukan operasi ya, yaitu pengangkatan tumor hipofisis yang menekan dan memicu peningkatan produksi hormon pertumbuhan, obat-obatan, terapi radiasi, " tutur Dokter Aisya.
Dokter Aisya mengatakan, gigantisme tidak bisa dicegah. Sehingga orang tua disarankan untuk segera konsultasikan ke dokter jika anaknya mengalami gigantisme.