Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Selain memperhatikan asupan anak setiap hari, orang tua juga perlu menaruh perhatian terhadap pola defekasi (BAB) si kecil.
ADVERTISEMENT
Ya, Moms Anda perlu peka apakah anak jarang ke toilet untuk pup, mengeluh kesulitan atau bisa juga, enggan pup karena trauma akibat BAB-nya keras.
BAB pun seringnya dikaitkan dengan kurangnya asupan serat. Hal ini memang tidak salah, Moms! Hanya saja bukan berarti lantas anak diberi asupan serat langsung banyak saat itu demi kembali normal pup-nya.
"Terlalu banyak serat juga bikin konstipasi (susah BAB). Orang tua harus paham normalnya defekasi itu teksturnya lunak dan 2-3 kali dalam 3 hari," kata Prof. dr. Badriul Hegar, Ph.D, Sp.A(K) di acara Bicara Gizi: “Peranan Serat untuk Dukung Kesehatan Pencernaan Anak” yang diselenggarakan Danone beberapa waktu lalu.
Bicara buah yang kaya serat, pisang dan pepaya adalah dua di antaranya. Menurut Prof. Hegar, serat pada pisang lebih tinggi dari pepaya. Tapi justru jangan memberikan pada anak yang sedang konstipasi . Itu karena pada pisang terkandung pektin yang membuat kotoran malah mengeras.
ADVERTISEMENT
Sementara pada pepaya, orang tua juga perlu peka terhadap kondisi anaknya. Karena ada anak yang langsung mudah buang air besar setelah makan pepaya, atau justru semakin sulit (BAB).
"Setiap anak memiliki reaksi yang berbeda dalam menerima makanan. Bila anak sudah bereaksi seperti itu, jangan diteruskan diberi pepaya. Kotorannya bisa menumpuk di usus besar dan membuatnya trauma untuk BAB," ujar dr. Hegar.
Lantas apa yang perlu orang tua lakukan?
Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus dokter spesialis anak konsultan gastrohepatologi itu menuturkan yakni 'melembutkan' fesesnya, Moms.
"Orang tua mesti aware terhadap anaknya, termasuk mempelajari pola defekasi anak. Bila anak dideteksi mengalami konstipasi fungsional maka harus diobati, jadi bukan cuma disuruh minum air yang banyak dan dikasih serat. Kondisi ini tidak dapat diremehkan, karena berisiko terganggunya kesehatan saluran pencernaan anak serta dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas kesehatannya di masa depan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ada masa transisi sebelum seseorang dikatakan terkena konstipasi fungsional, Moms. Di antaranya meski buang air besar setiap hari tetapi memiliki konsistensi yang keras atau sebaliknya meski konsistensinya lunak tetapi frekuensi buang air besar 3 hari sekali atau kurang.
Pentingnya asupan serat jelas bisa menghindarkan si kecil dan keluarga dari konstipasi. Jumlahnya sesuai angka kecukupan Gizi pada anak (AKG 2013), yaitu sebanyak 16 gram per hari.
Sudahkah Anda mememenuhinya?
Dalam acara ini, Danone juga memperkenalkan Fibro O meter, untuk membantu orangtua dalam mengukur serta memastikan kecukupan serat anak telah terpenuhi setiap harinya.
Anda bisa mengaksesnya di bebeclub(dot)co(dot)id/fibre-o-meter.