Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Harvard, penolakan ke sekolah bisa muncul ketika anak dan remaja merasa begitu banyak tekanan emosional saat harus belajar di sekolah. Apa yang dimaksud dengan penolakan sekolah?
Penolakan sekolah berarti peralihan dari rutinitas liburan yang lebih santai, lalu kemudian si kecil harus menghadapi bangun pagi, berjam-jam belajar di kelas, dan tekanan untuk mengerjakan PR. Hal ini yang membuat beberapa anak akan sedikit cemas atau rewel menolak untuk sekolah, terutama di awal tahun ajaran baru.
Penolakan sekolah dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Misalnya, merasa sulit untuk tiba di sekolah tepat waktu, pulang sebelum hari sekolah berakhir, atau justru tidak bersekolah sama sekali. Beberapa gejala seperti sakit kepala, kelelahan, sakit perut, dan gejala kecemasan fisik lainnya dapat membuat anak jadi enggan untuk pergi ke sekolah di pagi hari.
Lantas, apa yang orang tua harus lakukan untuk menghadapinya?
ADVERTISEMENT
1. Datang ke Sekolah Lebih Cepat
Alasan pertama anak enggan sekolah di hari-hari awal usai liburan ialah keengganan untuk mengerjakan tugas sekolah. Atau bisa juga ia mengalami pengalaman tidak menyenangkan.
Perhatikan tanda-tanda kemungkinan ia merasa kesulitan saat di sekolah. Jika rasa enggan atau cemasnya berlangsung lebih dari dua hari, coba ajak si kecil berbicara untuk mencari tahu penyebabnya.
2. Bantu Mengidentifikasi Masalah
Anda bisa mulai bertanya dengan lembut, “Kenapa kamu kok tidak mau sekolah?", "Ada yang membuatmu sulit di sekolah? Atau kamu mendapat intimidasi dari teman-temanmu?"
Dari jawaban anak-anak, Anda bisa mengidentifikasi apa yang dialaminya sehingga enggan untuk belajar di sekolah.
3. Komunikasikan dengan Pihak Sekolah
Sekolah anak menjadi mitra utama untuk memitigasi anak saat mogok sekolah. Anda bisa mulai bertanya tentang keseharian anak di sekolah kepada wali kelas atau guru bimbingan konseling.
ADVERTISEMENT
4. Jelaskan Hal-hal yang Tidak Perlu Dikhawatirkan
Anda pun juga perlu mengatakan kepada si kecil agar menghadapi ketakutannya saat harus sekolah. Misalnya, bila ia sakit perut, sakit kepala, atau kelelahan ringan bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Anak masih bisa belajar seperti biasa, namun jangan terlalu lelah beraktivitas.
Namun, bila anak mengalami demam tinggi atau muntah, maka ia bisa beristirahat di rumah.
5. Batasi Aktivitas di Rumah Saat Hari Sekolah
Dan cara lain yang bisa dicoba adalah membuat anak tidak 'tergoda' untuk tinggal di rumah. Misalnya, tidak beri akses gadget atau tidak boleh bersantai di tempat tidur, kecuali benar-benar sakit. Jangan lupa mintakan kepada anak untuk bertanya kepada teman-teman sekelasnya terkait tugas yang harus dikerjakan. Atau, Anda bisa menanyakan kepada wali kelas.
ADVERTISEMENT