Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pada orang dewasa, mendengkur atau ngorok saat tidur merupakan hal biasa. Namun, rupanya kondisi ini juga bisa terjadi pada anak lho, Moms. Ini biasanya terjadi karena saluran pernapasan anak terganggu, sehingga udara yang masuk menimbulkan getaran di jaringan tenggorokan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Sleep Foundation, sekitar 27 persen anak di dunia diketahui mendengkur ringan sesekali saat tidur. Kendati demikian, mendengkur sering kali bukan masalah kesehatan yang serius pada anak. Lantas, apakah orang tua perlu khawatir?
Kapan Orang Tua Perlu Khawatir Jika Anak Mendengkur saat Tidur?
Ya Moms, anak yang mendengkur sesekali saat tidur biasanya tidak menimbulkan kekhawatiran. Namun, mendengkur disertai pernapasan berat atau sesak secara teratur mungkin merupakan tanda masalah yang serius, sehingga ibu dan ayah perlu waspada.
"Ketika anak-anak, terutama mereka yang berusia balita dan bayi mendengkur secara teratur dan berat serta dibarengi gejala lain seperti, tidur dengan mulut terbuka dan tampak kelelahan keesokan harinya meski tidur sepanjang malam, penting bagi orang tua untuk segera membawanya ke dokter," jelas CEO Maternity and Sleep Consulting Company, Dr. Rachel Mitchell, MD, seperti dikutip dari Very Well Family.
ADVERTISEMENT
Menurut Rachel, hal ini bisa mengindikasikan kondisi sleep apnea obstructive yaitu, di mana seseorang atau anak kesulitan bernapas saat tidur, sehingga membuatnya mendengkur dengan keras yang disertai napas berat, sesak, terengah-engah, dan sering terbangun di malam hari karena ketidaknyamanan tersebut.
Sementara itu, Ahli Paru dan Spesialis Obat Tidur di Children's Health, Dr. Michelle Caraballo mengatakan, gangguan seperti sleep apnea obstructive yang menimbulkan dengkuran keras pada anak sering kali disebabkan oleh pembesaran amandel yang kemudan menghalangi jalan napas. Selain itu, faktor risiko lain dari sleep apnea adalah obesitas, hiperplasia limfoid (kelebihan sel pada kelenjar getah bening), cacat lahir pada wajah, serta disfungsi neuromuskular.
Nah Moms, bila Anda menemukan beberapa gejala tersebut juga dialami anak saat mendengkur, sebaiknya segera bawa anak ke dokter, ya. Meski tidak semua masalah dengkuran mengindikasikan sleep apnea, hal ini tetap perlu di waspadai. Sebab, kondisi gangguan tidur yang satu ini dapat berdampak buruk pada tumbuh kembang si kecil.
ADVERTISEMENT
"Akibat dari gangguan tidur pada anak-anak seperti sleep apnea termasuk masalah perilaku, kurangnya perhatian atau hiperaktif (ADHD), kesulitan belajar, hingga sering mengantuk dan kelelahan di siang hari," pungkas Dr. Michelle.