Ancaman yang Mengintai Anak dengan Berat Badan Rendah

30 Januari 2019 11:53 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara Bicara Gizi Nutricia di Harlequin Bistro, Jakarta. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Acara Bicara Gizi Nutricia di Harlequin Bistro, Jakarta. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Memantau tumbuh kembang anak pada 1000 hari pertama kehidupan, penting dilakukan setiap orang tua. Sebab jika pertumbuhannya terhambat pada periode itu, bisa berpengaruh hingga ia dewasa. Salah satu masalah pertumbuhan yang mengintai anak-anak di Indonesia adalah berat badan yang kurang.
ADVERTISEMENT
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2018) yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan, satu dari sepuluh anak di Indonesia punya berat badan kurang ideal berdasarkan tinggi badannya. Prevalensi balita dengan status gizi kurus dan sangat kurus mencapai 10,2 persen.
Menurut dokter anak Dr. dr Conny Tanjung Sp.A (K), anak dengan berat badan kurang berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan. Ada efek jangka pendek maupun panjang yang harus diwaspadai.
“Anak yang awalnya kurang gizi, berat badannya kurang, kalau dibiarkan bisa jadi stunting. Dari berat badan lalu mempengaruhi panjang badan. Efek jangka pendeknya bisa menurunkan daya tahan dan meningkatkan angka mortalitas (jumlah kematian). Lalu efek jangka panjangnya dapat menurunkan kecerdasan, menimbulkan masalah reproduksi dan kesehatan saat dewasa,” papar dr Conny saat ditemui kumparanMOM di Harlequin Bistro, dalam acara yang digelar Nutricia pada Selasa (29/1).
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Anak Kurus (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Kurus (Foto: Pixabay)
Bicara soal stunting, bukan cuma perawakan yang pendek atau gagal tumbuh, tapi juga aspek lainnya. Salah satunya adalah kecerdasan yang juga tak berkembang. Tak main-main ternyata dampaknya ya, Moms? Lalu bagaimana mengetahui anak Anda punya berat badan ideal atau tidak?
Menilai seorang anak kurus atau tidak sebenarnya sangat subjektif. Bisa saja seorang anak yang badannya cukup berisi, Anda dapat katakan itu masih terlalu kurus.
Oleh karena itu berat badan anak harus dicek melalui pengukuran yang tepat dan dilakukan dengan rutin, setidaknya sebulan sekali.
Acara Bicara Gizi Nutricia di Harlequin Bistro, Jakarta. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Acara Bicara Gizi Nutricia di Harlequin Bistro, Jakarta. (Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan)
Anak underweight atau berat badan kurang, biasanya punya kurva pertumbuhan yang melenceng dari garis pertumbuhan yang seharusnya. Pada Kartu Menuju Sehat (KMS) yang dibagikan pada peserta posyandu misalnya, kurva berat badannya menurun, mendatar, atau naik namun menjauhi garis pertumbuhan yang telah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
Ideal atau tidak berat badan si kecil juga bisa dicek di cekberatanak.co.id. Situs yang diluncurkan Nutricia itu memudahkan para orang tua untuk mengecek berat badannya sudah ideal berdasarkan usia dan tinggi badannya.