Apa itu Regresi Tidur Pada Bayi?

28 Januari 2021 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi regrestrasi tidur pada bayi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi regrestrasi tidur pada bayi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bayi yang baru lahir lebih banyak tertidur daripada terjaga. Umumnya, mereka membutuhkan waktu tidur selama 16,5 jam per harinya yang dibagi menjadi waktu tidur siang dan malam.
ADVERTISEMENT
Namun, biasanya pola tidur bayi masih belum beraturan. Ya, mereka cenderung akan terbangun dari tidurnya ketika merasa lapar atau tidak nyaman dalam tidurnya. Meski begitu, durasi tidur bayi akan terus berkurang seiring bertambah usianya. Tentu saja hal ini akan membuat bayi lebih banyak terjaga daripada tertidur.
Ilustrasi bayi tidur tengkurap Foto: Shutterstock
Kondisi ini biasanya dinamakan dengan regresi tidur pada bayi. Dilansir What to Expect, regresi tidur adalah periode waktu tidur pada bayi yang cenderung berubah-ubah. Saat mengalami regresi, bayi yang tidur nyenyak tiba-tiba mengalami kesulitan untuk tidur atau bangun dengan rewel di tengah malam.
Regresi tidur bayi biasanya berlangsung sekitar 2 hingga 4 minggu. Bayi akan mengalami regresi tidur pada usia 4 hingga 12 bulan. Sebab, pada usia tersebut bayi sedang mengalami perkembangan pesat. Hal itu membuat bayi harus beradaptasi dengan kebiasaan baru yang ditemukannya.
ADVERTISEMENT

Penyebab Regresi Tidur Bayi

Regresi kerap terjadi bertepatan dengan tonggak utama bayi seperti kemampuan berguling, merangkak, hingga berjalan. Bayi dapat memproses informasi saat tertidur, sehingga mereka cenderung lebih terjaga saat mendekati tonggak baru. Jadi, adanya gangguan tidur pada bayi ini merupakan bagian dari perkembangan anak yang normal.
Selain itu, regresi tidur bayi juga kerap disebabkan oleh rasa sakit, misalnya sakit gigi saat masa pertumbuhan. Kemudian gangguan di dalam rutinitas, seperti mulai menitipkan si kecil kepada anggota keluarga atau perawat karena Anda harus bekerja. Aktivitas bepergian dalam jarak jauh juga bisa menjadi penyebab regresi tidur. Karena biasanya bayi akan lebih sulit tidur ketika berada di lingkungan baru.
Siklus Regresi Tidur pada Bayi
Penyebab Regresi Tidur Bayi Foto: Shutterstock
Sebenarnya, regresi tidur bisa terjadi kapan saja, sebab kondisi ini terkait dengan faktor-faktor yang tidak dapat diprediksi seperti gangguan dalam rutinitas atau penyakit. Tetapi ada beberapa periode ketika regresi tidur relatif dapat diperkirakan, karena percepatan pertumbuhan, tumbuh gigi, atau mencapai tonggak baru seperti berikut ini:
ADVERTISEMENT
1. Usia 3-4 bulan
Regresi tidur bayi pada usia 4 bulan seringkali merupakan yang tersulit bagi orang tua, karena ini yang pertama kalinya. Ada beberapa penyebab di balik masalah tidur bayi pada usia ini. Seperti, rasa sakit karena tumbuh gigi, rasa lapar yang terkait dengan percepatan pertumbuhan, dan kegembiraan berguling untuk pertama kalinya.
Siklus Regresi Tidur Pada Bayi Foto: Shutterstock
2. Usia 6 bulan
Bayi akan mengalami percepatan pertumbuhan pada usia 6 bulan. Namun, pada usia ini, si kecil sudah bisa tidur sepanjang malam dan mungkin bangun hanya untuk mengubah posisi.
3. Usia 8-10 bulan
Beberapa bayi mulai merangkak ketika usia 8 hingga 9 bulan dan mulai berdiri pada usia 10 bulan. Namun, beberapa dari mereka juga memulainya lebih lambat atau lebih cepat dari itu. Pada masa perkembangan ini bayi juga cenderung akan lebih sulit tidur di malam hari. Mereka akan terbangun di malam hari dan terus mencari keberadaan Anda.
ADVERTISEMENT
4. Usia 12 bulan
Pada usia 10 bulan bayi sudah mulai berdiri dan pada usia 1 tahun mereka akan mulai mengambil langkah pertamanya. Ketika bayi mendapatkan pencapaian besar seperti kemampuan berjalan juga bisa menyebabkan masalah tidur sementara.
Reporter: Hutri Dirga Harmonis