Asesmen Nasional Tahun 2021 Diundur, Ini yang Perlu Orang Tua Pahami

21 Januari 2021 16:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbud Nadiem Makarim bicara soal asesmen nasional. Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbud Nadiem Makarim bicara soal asesmen nasional. Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) kini tengah gencar menyosialisasikan Asesmen Nasional sebagai pengganti Ujian Nasional (UN) pada 2021. Ya Moms, mulai tahun ini, UN tidak ada lagi, sehingga Anda perlu tahu pasti penggantinya.
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mengatakan perubahan mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.
Asesmen Nasional untuk pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah tahun ini, ditunda pelaksanaannya hingga September dan Oktober 2021. Nadiem mengatakan, Asesmen Nasional diundur untuk memastikan persiapan dari protokol kesehatan hingga infrastruktur lebih optimal.

Mempersiapkan Protokol Kesehatan Sebelum Asesmen Nasional Dimulai

ilustrasi anak sekolah Foto: Shutterstock
Nadiem mengungkapkan, sebetulnya persiapan Asesmen Nasional sudah siap. Namun, protokol kesehatan di masa pandemi penting untuk diikuti dan harus dipersiapkan dengan matang agar Asesmen Nasional dapat berjalan dengan lancar.
"Secara logistik hampir sama seperti UN pelaksanaannya dan pengembangan teknisnya dilakukan oleh pakar nasional dan internasional. Tapi kami memutuskan menunda untuk memastikan protokol kesehatan terjaga dan persiapan cukup untuk melaksanakan itu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Potret dan kinerja sekolah dari hasil asesmen nasional kemudian jadi cermin untuk kita bersama untuk kemudian refleksi, mempercepat perbaikan mutu pendidikan di indonesia," jelas Nadiem Makarim dalam video singkat di Instagram resmi Kemendikbud.
"Asesmen Nasional sama sekali tidak sama dengan UN dari sisi fungsi dan substansinya, dan hasil yang diharapkan Asesmen Nasional bukan evaluasi individu siswa dan tidak menambah beban siswa di kelas-kelas tersebut, dan tidak digunakan untuk PBDB dan evaluasi ini adalah berorientasi kepada perbaikan," tegasnya.
"Ini informasi bagi kepala sekolah dan guru di mana saja. Ini pemetaan potret, bukan asesmen yang menghakimi tetapi memberikan informasi agar sekolah itu membantu mengubah dirinya," lanjutnya.
Sejumlah siswa mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di SD Negeri 26 Sukajadi, Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (7/9). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
Dalam Asesmen Nasional, kata Nadiem, tidak hanya menilai literasi dan numerasi siswa, tetapi juga menilai karakter siswa dan nilai-nilai Pancasila yang diterapkan di sekolah.
ADVERTISEMENT
"Jadi sangat holistik. Yang penting walau dengan PJJ ini tingkat literasi dan numerasi menurun karena dampak dari PJJ, tapi sangat penting mendapatkan potret dari survei karakter dan lingkungan belajar untuk mengetahui pemetaan nilai-nilai Pancasila di sekolah-sekolah se-Nusantara," ujarnya.

Asesmen Nasional untuk Bantu Sekolah yang Tertinggal

Selain itu, Moms, dengan Asesmen Nasional ini, Kemendikbud ingin mengetahui mana sekolah yang paling tertinggal. Sehingga Kemendikbud dapat memetakan strategi dan anggaran untuk membantu sekolah-sekolah tersebut.
"Ini alasan terpenting harus ada baseline Asesmen Nasional di 2021, dan kita bisa melihat perbandingannya di 2022 apakah ada peningkatan atau stagnan. Tapi concern kami untuk mengetahui mana sekolah-sekolah, daerah-daerah yang paling butuh bantuan dari pemda, pemerintah pusat dari sisi anggaran, pelatihan dan dukungan yang dibutuhkan dan kita akan mengetahui itu dengan adanya Asesmen Nasional," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Semoga saja, adanya asesmen nasional ini bisa membuat sistem pendidikan kita lebih baik lagi.