ASI Perah Bisa Berubah Jadi Darah, Mitos atau Fakta?

11 Desember 2018 17:10 WIB
clock
Diperbarui 1 Agustus 2019 15:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ASI Perah yang berwarna Kemerahan (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI Perah yang berwarna Kemerahan (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Sebagai ibu menyusui, Anda tentu pernah mendengar beberapa mitos seputar ASI perah. Salah satu yang mungkin pernah Anda dengar misalnya ASI perah yang didiamkan terlalu lama akan berubah menjadi darah. Hmm, benar enggak ya?
ADVERTISEMENT
Untuk menjawab hal itu, kumparanMOM meghubungi Miranda Virdi, konsultan laktasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). Menurut Virdi, ia pribadi belum pernah mencoba membuktikan mitos tersebut. Namun, sebelum memusingkan soal mitos atau bukan, seharusnya ibu menyusui memahami dulu dari mana ASI keluar.
ASI perah berbeda dengan ASI yang disimpan pada payudara ibu yang tak akan basi. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
ASI perah berbeda dengan ASI yang disimpan pada payudara ibu yang tak akan basi. (Foto: Shutterstock)
Untuk hal ini, Virdi menegaskan bahwa bahwa ASI dan darah keluar dari saluran berbeda.
"Itu memang mitos oldies, ya. Yang jelas logikanya, ASI dan darah itu berasal dari saluran berbeda di dalam tubuh. Darah itu mengalir melalui pembuluh darah dari/ke jantung, sementara ASI itu kan keluar dari payudara melalui saluran ASI," jelas Virdi saat dihubungi kumparanMOM, Selasa (11/12).
Sementara laman wikipedia pada pencarian Air Susu Ibu memang menuliskan keterangan: Apabila ASI dijemur di bawah sinar matahari secara langsung, maka dalam beberapa jam akan berubah warnanya menjadi merah seperti darah. Hal tersebut disebabkan reaksi kimia karena ASI mengandung berbagai macam protein dan vitamin.
ADVERTISEMENT
Ya, kalaupun benar ASI perah bisa berubah warna karena dijemur di bawah sinar matahari, itu bukan berarti ASI berubah menjadi darah, Moms.
"Saya belum pernah mencoba membuktikan. Tapi kalaupun ternyata saat dijemur warnanya berubah, mungkin buat orang yang enggak paham bau, warna, dan rasa ASI. Pas warnanya berubah itu dicium, kok bau amis ya. Padahal kan bau ASI memang agak amis tidak sama seperti bau susu sapi," jelas Virdi.
Suami bisa membantu Anda meningkatkan produksi ASI perah (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Suami bisa membantu Anda meningkatkan produksi ASI perah (Foto: Pixabay)
Yang jelas, sebagai ibu menyusui Anda harus tahu, bahwa ASI perah memang tidak boleh disimpan terlalu lama di suhu ruang apalagi di bawah sinar matahari. Mengutip The Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Committee, pada suhu ruang berkisar 16-29 derajat celsius, ASI perah hanya bertahan 4-6 jam saja. Jadi, jika Anda menyimpan ASI perah di suhu ruang lebih dari waktu tersebut, jangan berikan ke bayi, Moms.
ADVERTISEMENT
Menurut dr.Galih Linggar Astu, dokter spesialis anak di Brawijaya Hospital, Depok, memang sebenarnya tidak ada istilah basi untuk ASI. Yang ada, dalam beberapa kasus, ASI perah bisa rusak. Salah satu penyebabnya karena suhu.
“Tanda ASI perah rusak adalah apabila dikocok pelan botolnya, ASI tetap tidak tampak homogen. Krim di bagian atas tidak bisa tercampur rata. Bau dan rasanya tidak seperti bau ASI perah yang seharusnya,” jelas dr. Galih kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.