Bahaya Menggendong Bayi Baru Lahir Hadap Depan dengan Gendongan Hipseat

16 Juni 2022 17:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gendongan bayi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gendongan bayi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menggendong bayi memiliki banyak manfaat, salah satunya memberikan rasa nyaman dan tenang bagi si kecil. Namun perlu diperhatikan, Moms, cara menggendong yang salah justru bisa membahayakan bayi.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang perlu dihindari adalah menggendong bayi baru lahir alias newborn baby dengan gendongan hipseat menghadap depan. Hipseat merupakan jenis gendongan bayi yang dilengkapi dengan tempat dudukan atau bantalan pinggang yang berfungsi untuk menopang tubuh anak.
Ya Moms, gendongan hipseat tidak cocok digunakan untuk bayi baru lahir karena banyak potensi bahaya yang bisa ditimbulkan. Gendongan ini idealnya digunakan untuk bayi usia 6 bulan ke atas atau yang sudah bisa duduk.
Lantas apa bahaya menggendong bayi baru lahir menggunakan hipseat dan hadap ke depan? Simak penjelasan lengkap dari konsultan menggendong Thiva Latifah berikut ini.
Ilustrasi gendongan hip seat. Foto: Shutter Stock

Bahaya Gendong Bayi Baru Lahir dengan Hipseat Hadap Depan:

1. Belum Bisa Kontrol Kepala
Ingat, Moms, pertumbuhan bayi baru lahir belum sempurna, termasuk dalam hal mengontrol kepala. Bayi belum bisa menopang kepalanya sendiri, sehingga jika digendong dengan gendongan hipseat menghadap ke depan, kepalanya akan jatuh hingga menempel di dada.
ADVERTISEMENT
Thiva mengingatkan, saat kepala bayi jatuh menempel hingga ke dada, ada saluran pernapasan yang tertutup sehingga sangat berbahaya bagi keselamatan si kecil.
2. Belum Cukup Tinggi
Gendongan hipseat diperuntukkan bagi bayi dengan usia 6 bulan ke atas, sehingga jika digunakan untuk menggendong bayi baru lahir terlalu tinggi dan terlalu besar.
“Bayi newborn biasanya belum cukup tinggi untuk posisi gendong hadap luar. Dengan gendongan hipseat ini biasanya (wajah) bayi masih akan tertutup, tenggelam di dalam gendongan dan airflownya tidak terjaga. Ini berbahaya,” ujar Thiva dalam Instagram kumparanMOM beberapa waktu lalu.
Kalaupun bayi cukup tinggi dan tidak tertutup gendongan, kemungkinan lehernya akan tertopang gendongan dan justru berpotensi tercekik karena bayi belum punya kontrol torso.
Ilustrasi gendongan hip seat. Foto: Shutter Stock
3. Penglihatan Masih Buram
ADVERTISEMENT
Umumnya alasan menggendong bayi baru lahir hadap depan dengan gendongan hipseat adalah agar si kecil bisa melihat-lihat sekeliling. Padahal pandangan bayi baru lahir masih buram sehingga tidak bisa melihat sekeliling dengan jelas, Moms.
Justru menurut Thiva, jika dipaksakan menggendong dengan gendongan hipseat, akan terjadi over stimulasi pada bayi dan membuatnya kelelahan. Dampaknya bayi akan rewel atau justru tertidur.
“Jadi jangan terlena, kalau bayi newborn Anda gendong hadap luar dan kemudian dia tertidur bukan karena dia nyaman tapi karena over stimulasi. Bayi juga bisa stres kalau disuruh belajar terus,” tutur Thiva.
4. Bayi Belum Punya Keseimbangan
Sesuai namanya, gendongan hipseat digunakan untuk menggendong bayi agar duduk di depan panggul orang yang menggendong. Sehingga idealnya bayi digendong menggunakan hipseat saat sudah bisa duduk.
ADVERTISEMENT
“Ketika bayi masih belum punya kontrol torso dan belum punya keseimbangan, dia akan condong ke depan atau nyender ke balakang. Kalau nyender ke belakang akan memberikan tekanan berlebih pada tulang belakang bayi,” tutur Thiva.
Jadi, sudah paham ya Moms, kenapa bayi baru lahir tidak disarankan digendong menggunakan gendongan hipseat menghadap ke depan. Ada banyak gendongan dan cara menggendong lain yang aman untuk bayi baru lahir, seperti menggunakan jarik, ring sling, stretchy wrap, dan masih banyak lagi.
Untuk lebih jelasnya simak unggahan di Instagram kumparanMOM berikut ini: