Bahaya Rubella pada Ibu Hamil

3 April 2018 8:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rubella pada wanita. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rubella pada wanita. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Rubella atau campak Jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Penularan utamanya dapat melalui percikan air liur di udara yang dikeluarkan penderita melalui batuk atau bersin.
ADVERTISEMENT
Meski sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda dengan campak. Penyakit ini biasanya lebih ringan dibandingkan dengan campak, dengan gejala sebagai berikut:
- Demam
- Sakit kepala
- Hidung tersumbat atau pilek
- Mata merah
- Ruam berbintik merah di tubuh, biasanya terjadi 1-3 hari
- Nyeri pada sendi
Ilustrasi ibu hamil.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. (Foto: Thinkstock)
Infeksi rubella jika terjadi pada bayi, anak, atau orang dewasa tidak berakibat fatal. Tapi jika terjadi pada ibu hamil, terutama sebelum usia kehamilan lima bulan, rubella berpotensi tinggi untuk menyebabkan sindrom rubella kongenital.
Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sindrom rubella kongenital (SRK) adalah suatu kumpulan gejala penyakit terdiri dari katarak, penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran, dan keterlambatan perkembangan, termasuk keterlambatan bicara dan disabilitas intelektual.
ADVERTISEMENT
Sindrom rubella kongenital disebabkan infeksi virus rubella pada janin selama masa kehamilan. Seorang anak dapat menunjukkan satu atau lebih gejala SRK dengan gejala yang paling sering adalah gangguan pendengaran.
Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan, risiko bayi terkena SRK sebesar 43 persen. Risiko tersebut meningkat menjadi 51 persen jika infeksi terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan dan bisa menyebabkan keguguran.
Risiko menurun menjadi 23 persen jika infeksi terjadi setelah 3 bulan pertama kehamilan dan kelainan bawaan sangat jarang ditemukan jika infeksi terjadi di usia tersebut.
Ilustrasi bayi baru lahir. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi baru lahir. (Foto: Thinkstock)
Tidak ada obat khusus yang dapat menyembuhkan anak dengan sindrom rubella kontingental. Terapi hanya ditujukan untuk memperbaiki kelainan yang ditimbulkan.
Jika terdapat katarak atau penyakit jantung bawaan maka solusinya adalah operasi, untuk gangguan pendengaran bisa dilakukan implantasi koklea, sementara keterlambatan perkembangan yang sering menyertai SRK bisa diterapi melalui fisioterapi dan terapi wicara.
ADVERTISEMENT
Pencegahan rubella yang paling efektif adalah dengan vaksinasi. Sekitar 90 persen orang yang menerima vaksin Measles Rubella (MR) terbukti terhindar dari rubella. Sejak adanya program vaksinasi, jumlah kasus rubella yang tercatat secara global berkurang secara signifikan.
Wanita yang merencanakan kehamilan sangat dianjurkan memeriksakan diri melalui tes darah. Jika hasil tes menunjukkan bahwa seorang wanita belum memiliki kekebalan terhadap rubella, dokter akan menganjurkannya untuk menerima vaksin MR terlebih dahulu.