Balita di China Meninggal Tersedak Boba saat Main Trampolin

5 November 2025 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Balita di China Meninggal Tersedak Boba saat Main Trampolin
Seorang balita berusia 3 tahun di China meninggal usai tersedak minuman bubble tea sambil melompat-lompat di trampolin.
kumparanMOM
Ilustrasi varian Boba Drink. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi varian Boba Drink. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Seorang balita berusia tiga tahun di China meninggal dunia setelah tersedak gelembung tapioka (boba) dari minuman bubble tea yang ia konsumsi sebelum bermain di area trampolin sebuah playground. Menurut laporan, minuman tersebut dibelikan oleh sang ibu sesaat sebelum anak laki-laki itu mulai bermain.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari South China Morning Post, pada 24 Oktober 2025, ayah anak tersebut yang bermarga Li mengunggah sebuah rekaman video CCTV playground di sebuah pusat perbelanjaan di Provinsi Zhejiang, China Timur.
Dalam rekaman tersebut, tampak balita laki-laki itu menyesap minuman bubble tea yang dibelikan ibunya sebelum main trampolin pada 19 Oktober 2025.
Li menyebut semenit kemudian putranya pingsan. Sang ibu sempat memberikan pertolongan pertama untuk menolong orang yang tersedak (heimlich manuever), tetapi anaknya masih tidak sadarkan diri.
Kemudian, balita tersebut dilarikan ke rumah sakit. Namun, perawatan darurat yang diberikan gagal menyelamatkan nyawa anak tersebut.

Diduga Boba Jadi Penyebab Kematian Balita Tersebut

llustrasi boba. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Penyebab kematian balita laki-laki tersebut diduga karena gelembung tapioka atau boba dalam minuman teh yang diminum oleh anak tersebut.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, perlu diketahui, boba umumnya berukuran sekitar 10 mm. Ukuran yang terlalu besar untuk saluran napas balita jika salah tertelan. Selain itu, sifat tapioka yang terlalu lengket rupanya dapat mempersulit pertolongan pertama seperti heimlich menuever yang dilakukan sang ibu.
Minuman bubble tea pertama kali diperkenalkan di Taiwan, kemudian menjadi viral ke negara-negara lainnya. Minuman ini juga semakin populer dengan adanya tambahan bubble tapioka atau boba.
Namun, para ahli kesehatan menegaskan boba perlu dikonsumsi perlahan karena sulit dicerna, dapat tersangkut, dan menyebabkan tersedak. Tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga berlaku pada orang dewasa.

Orang Tua Balita Protes, tapi Banyak yang Mengkritik Balik

Li mengunggah video rekaman tersebut secara daring untuk meminta pertanggungjawaban pihak kedai teh susu dan pusat perbelanjaan atas kematian putranya.
ADVERTISEMENT
Ia mengeklaim staf kedai tidak memasang tanda yang jelas di kedai atau memberikan peringatan lisan bahwa gelembung tapioka tidak boleh dikonsumsi untuk anak kecil. Ia juga mengatakan, staf playground tidak memberi tahu mereka agar tak membawa makanan atau minuman ke dalam dan tidak memberikan pertolongan pertama.
Kedai teh susu, --yang tak disebutkan namanya namun merupakan jaringan nasional--, menyatakan di halaman pemesanan daringnya bahwa "produk teh susu mereka tidak untuk anak di bawah tiga tahun".
Perselisihan ini kini sedang dalam proses mediasi. Namun, di media sosial, sebagian besar orang menganggap orang tua anak itulah yang harus bertanggung jawab atas tragedi nahas putra mereka.
"Orang tua yang membelikan minuman bubble tea untuk balita mereka, dan merekalah yang membiarkannya bermain trampolin sambil meminumnya," kata seorang pengguna media sosial.
ADVERTISEMENT
"Harusnya [orang tua] punya akal sehat, anak-anak tidak boleh minum boba atau jeli. Mereka juga tidak boleh makan atau minum sambil bermain," tulis pengguna yang lain.