Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Moms, seringkah Anda mendengar berita kehamilan dari teman atau kerabat di tengah masa pandemi ini? Atau justru Anda sendiri yang mengalaminya? Hahaha... kehamilan di tengah pandemi memang jadi salah satu hal yang tengah ramai dibicarakan kini.
ADVERTISEMENT
Lihat saja yang terjadi di Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil mengatakan bahwa pada saat ini lebih banyak warga di Jawa Barat yang positif hamil dibandingkan dengan mereka yang positif terkena COVID-19. Hal ini berdasarkan data yang ditampilkan tvOne dan diunggah akun Instagram @infobandungkota.
"Data ini menunjukkan di Jawa Barat, ternyata lebih banyak yang positif hamil dibanding positif COVID-19," tulis Emil dalam salah satu cuitan di Twitter pribadinya.
Dalam data tersebut tertulis 7 wilayah dengan angka kehamilannya masing-masing. Bandung dan Cirebon memiliki angka kehamilan yang sama, yaitu 2.210 orang. Kemudian disusul Garut dengan jumlah 1.950 orang, Ciamis 1.225 orang, Tasikmalaya 1.205 orang, Banjar 1.188 orang, dan Sumedang 1.175 orang.
Namun meski banyak terjadi, ada baiknya kita menyimak pesan dari Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Raya (POGI Jaya) mengenai kehamilan di tengah pandemi . Dalam keterangan resmi yang diterima kumparanMOM belum lama ini, POGI menyatakan bahwa ibu hamil dan menyusui memiliki risiko lebih tinggi terpapar COVID-19. Bahkan, kondisi ini dapat menyebabkan penyakit berat, morbiditas, dan mortalitas.
ADVERTISEMENT
"Ibu hamil dan menyusui rentan dengan berbagai penyakit akibat perubahan hormonal sehingga secara otomatis daya tahan tubuh mereka lebih rendah," kata Sekretaris Jenderal POGI Jaya dr. Ulul Albab, SpOG.
Kemudian, dr. Ulul pun menyarankan agar ibu hamil dapat menunda pemeriksaan rutin ke rumah sakit. Ya Moms, pada situasi seperti saat ini, ada baiknya Anda hanya ke dokter bila mengalami keadaan darurat. Keadaan darurat yang seperti apa? Kondisi yang harus ditangani segera antara lain seperti muntah hebat, pendarahan, kontraksi atau nyeri perut hebat, pecah ketuban, mengalami tekanan darah tinggi, nyeri kepala yang hebat, tidak merasakan gerakan janin, dan mengalami kejang.
Tak hanya POGI, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun memberi imbauan senada. Ketua BKKBN Dr. Hasto Wardoyo, SpOG(K) malah mengimbau agar selama pandemi ini, pasangan suami istri dapat menunda program hamil terlebih dulu. Hal ini tak lain untuk mencegah risiko terinfeksi penyakit COVID-19 pada ibu hamil.
ADVERTISEMENT
"Selama stay at home, jangan hamil dulu. Karena risiko orang yang hamil muda menurunkan stamina. Kenapa? Karena ada mual-mualnya, muntah-muntahnya, kemudian ada risiko abortus juga. Jadi, hampir 10 persen kehamilan muda ini kan sering terjadi aborsi, keguguran," kata dr. Hasto dalam video wawancaranya bersama Zaskia Adya Mecca, berjudul 'Alasan Jangan Hamil Dulu Tanpa Rencana' yang diunggah di Instagram pribadi Zaskia beberapa waktu lalu.
Namun, apabila Anda kini tengah hamil, berikut ini rekomendasi dari POGI Jaya agar ibu hamil tak terpapar virus corona :
1. Cuci tangan Anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alkohol 70 persen, jika air dan sabun tidak tersedia.
ADVERTISEMENT
2. Konsumsi makanan yang bergizi dan sehat beserta vitamin bagi ibu hamil.
3. Hindari keluar rumah jika tidak diperlukan. Apabila terpaksa keluar rumah, kenakan pakaian tertutup rapat dan masker. Setelah kembali dari rumah, bersihkan badan dan segera dengan mandi.
4. Hindari berada di keramaian. Upayakan menjaga jarak satu sama lain bila dalam keramaian.
5. Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
6. Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering disentuh.
7. Segera periksakan diri ke dokter apabila ibu hamil merasa kurang sehat dan memiliki gejala mirip flu.
8. Konsultasikan dengan dokter kandungan Anda mengenai tindakan pencegahan lainnya yang perlu dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh Anda.
ADVERTISEMENT