Bayi Alergi ASI, Mitos atau Fakta?

3 November 2021 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Benarkah Ada Bayi yang Alergi ASI? Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Benarkah Ada Bayi yang Alergi ASI? Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ibu mana yang tidak khawatir mendapati bayi muntah-muntah atau alami ruam setelah menyusu? Ya Moms, hal ini bisa terjadi dan menimbulkan keraguan untuk terus menyusui bayi. Ibu umumnya khawatir, bayi alergi ASI!
ADVERTISEMENT
Tapi tunggu dulu, apakah benar ada bayi yang alergi ASI? Dan bila benar, mengapa hal ini bisa terjadi?

Tidak Ada Bayi yang Alergi ASI

Cuma Mitos! Tidak Ada Bayi yang Alergi ASI. Foto: Shutter Stock
Children’s Hospital of Philadelphia melansir, jika ibu menyusui menghentikan konsumsi makanan pemicu alergi, maka protein akan hilang dari ASI dalam 1-2 minggu dan gejala alergi bayi akan perlahan membaik.

Cara Mencegah Alergi pada Bayi ASI

Tips Cegah Alergi pada Bayi ASI. Foto: Shutterstock
Menanggapi hal ini, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menyarankan ibu berhenti mengkonsumsi semua produk yang mengandung susu sapi selama 7-10 hari, dan lihat responsnya pada bayi. Jika tidak ada perubahan, maka konsumsi kembali susu sapi, karena berarti bukan itu penyebabnya.
Selain susu sapi, bahan makanan lain yang dapat menyebabkan alergi adalah telur, tepung terigu, kacang-kacangan, jagung, makanan laut, buah-buahan yang mengandung sitrus, dan tomat. Alergi memang merupakan penyakit yang kompleks, sehingga diperlukan konsultasi dengan dokter untuk membantu menentukan pola makan ibu.
ADVERTISEMENT
Ingat Moms, jangan sampai karena berpantang dari semua jenis makanan yang diduga pemicu, Anda akhirnya cuma makan nasi putih saja sehingga asupan gizi tidak seimbang.

ASI Justru Bisa Turunkan Risiko Alergi pada Bayi

Bayi Alergi ASI, Mitos atau Fakta? Foto: Shutterstock
La Leche League International (LLLI) --organisasi non-pemerintah nirlaba yang memberikan edukasi soal menyusui, menjelaskan pada laman resminya, zat dalam ASI akan melapisi usus bayi, dan mencegah partikel makanan mikroskopis bocor ke aliran darah bayi.
Jika ada partikel makanan masuk ke dalam darah, maka akan dianggap zat asing oleh sel darah putih, kemudian menyerang dan menyebabkan reaksi alergi menyakitkan, seperti diare, sakit perut, hidung meler, ruam, eksim, bahkan bayi sulit tidur.
Sehingga menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir hingga 6 bulan dan meneruskannya hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih tetap merupakan pilihan terbaik.
ADVERTISEMENT