Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kondisi pencernaan bayi merupakan hal penting yang perlu diperhatikan ibu. Ya Moms, jika pencernaan bayi terganggu, biasanya si kecil akan merasa tidak nyaman dan rewel seharian.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan pencernaan bayi adalah dengan menyendawakannya setelah menyusu. Sebab jika tidak, dikhawatirkan akan ada banyak gas yang berkumpul di perutnya, kemudian si kecil pun berisiko mengalami kembung.
Selain itu, perhatikan juga frekuensi buang air besar (BAB) bayi, karena bisa jadi salah satu indikator kesehatan pencernaannya. Lantas, bagaimana jika ternyata bayi jarang BAB namun sering kentut? Apakah hal ini normal?
Penjelasan soal Normal atau Tidak Jika Bayi Jarang BAB tapi Sering Kentut
Moms, perlu dipahami bahwa bayi biasanya buang air besar satu hingga dua kali sehari selama minggu pertamanya. Kemudian, pada bayi yang minum ASI eksklusif, biasanya frekuensi buang air besar pun bisa meningkat menjadi 5 hingga 10 kali sehari hingga usianya 1 bulan, Moms. Mengutip IDAI, Ini karena refleks gastrokolika pada bayi masih kuat. Refleks gastrokolika ialah refleks tubuh yang meningkatkan pergerakan usus besar yang timbul akibat makan dan minum sehingga bayi buang air besar segera setelah makan.
ADVERTISEMENT
Setelah bulan pertama, frekuensi BAB pun mulai menurun. Bahkan di bulan kedua, beberapa bayi bisa saja hanya buang air besar sekali dalam dua hari. Lalu, setelah bayi mulai MPASI, biasanya frekuensi BAB si kecil tergantung pada jenis makanan apa yang ia konsumsi. Jadi, frekuensi BAB bayi memang bisa ditentukan oleh banyak faktor.
Tapi, bagaimana jika bayi sering kentut namun jarang BAB?
Nah Moms, ini ternyata bisa jadi tanda ada banyak gas di perut si kecil, sehingga perutnya kembung, dan menyebabkan sembelit. Mengutip Mom Junction, penyebab sembelit pada bayi bermacam-macam, mulai dari pemberian susu formula hingga gangguan saluran cerna. Lalu jika bayi berusia di bawah 6 minggu mengalami kondisi ini, lebih baik segera temui dokter.
ADVERTISEMENT
Pada bayi yang lebih besar, Anda bisa menanganinya sendiri di rumah. Dikutip dari Healthline, salah satunya dengan terus memberikan banyak ASI atau mencukupi cairan tubuhnya dengan air putih bila sudah diberi MPASI.
Menggerakkan kaki bayi seperti sedang bersepeda juga dapat membantu memperlancar saluran cerna. Selain itu, Anda juga bisa mencoba memijat perut dan tubuh bayi, untuk membantu mengendurkan otot perut yang tegang. Setelahnya, Anda bisa mengajak bayi mandi air hangat untuk membuatnya rileks, Moms.